BANDUNG BB.Com. BERKISAR 3.500 masyarakat Jawa Barat. Berkumpul di Balai Kota Bandung dengan menggunakan pakaian Pangsi (pakaian khas adat Sunda), mengikuti acara bertajuk “Bandung Lautan Pangsi”. Dan acara ini berhasil memecahkan Rekor ORI (Original Rekor Indonesia) dan Rekor Dunia (Record Holders Republic/RHR), Sabtu (15/4).
Dalam acara “Bandung Lautan Pangsi” ini. Terpecahkan “Empat Rekor” yaitu 1. Pemecahan Rekor Penggunaan Pakain Adat (Pangsi) terbanyak yaitu 2017 orang. 2. Melukis Kujang di Kain Canvas (10 menit). 3. Oratorium Musik. 4. Kolaborasi Pencak Silat-Barongsay-Debus- Tari Tradisional.
Ke-empat kategori ini berhasil dipecahkan. Sehingga layak masuk “Museum” dan menerima Penghargaan dari ORI dan RHR.
Acara “Bandung Lautan Pangsi” ini, didukung oleh 20 Komunitas Adat Sunda. Dan acara ini hasil gagasan “Jaga Lembur” yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Serta didukung oleh “Indonesian Tourism Journalist Association (ITJA)”, Seniman dan Budayawan Kota Bandung.
President ORI Agung Elvianto mengatakan, Original Rekor Indonesia (ORI) bekerjasama dengan Record Holders Republic (RHR). Telah mencatat bahwa pakaian adat Sunda “Pangsi”, masuk dalam “Rekor Indonesia” dan “Rekor Dunia” yaitu dengan menggunakan pakaian “Pangsi” terbanyak dengan jumlah pemakai sebanyak 2017 dalam Kategori Kolosal.
Menurut Agung ORI, talent dari pemecah rekor sendiri murni dari Indonesia. Dimana mereka mengajukan secara perorangan maupun kelompok kepada ORI dan RHR.
“Alhamdulillah ke-empat kategori tersebut, semuanya berhasil dipecahkan. Untuk itu tentunya bakal masuk kedalam “website Ori yakniwww.originalrekorindonesia.co.id” dan “Website RHR yakni www.recordholdersrepublik.co.uk”,” papar Agung dari pihak ORI.
Dengan masuknya kebudayaan “asli” Sunda ke Rekor Dunia. Tentu saja diharapkan, kedepan semakin banyak kesenian dan kebudayaan Indonesia. Semakin dikenal dunia, sehingga budaya Indonesia, kedepan makin diminati dunia.
Lia Mutiasari, selaku Perwakilan dari RHR di Indonesia. Mengatakan bahwa dengan terpecahkannya rekor ini, akan mampu mengangkat seni dan budaya Indonesia di mata dunia.
“Ketentuan memasukan rekor ke RHR, harus ada jumlah aktual dan kita cantumkan rekor ini “2017 Pangsi” dan dipastikan masuk dalam “website” kami,” kata Lia Mutiasari.
Sedangkan Wawan Purwanda, Ketua “Jaga Lembur” menjelaskan, ada sekitar 20 komunitas ke-Sundaan yang terlibat dalam acara Pemecahan Rekor Dunia ini.
“Mereka ini ada 20 komunitas ke-Sundaan yang hadir. Mereka bukan hanya dari kota Bandung saja, tetapi ada juga dari luar Jawa Barat. Bahkan ada tamu kehormatan dari kerajaan Madura dan Jawa Timur,” kata Wawan Purwanda.
“Kami dari Jaga Lembur, akan terus melakukan berbagai kegiatan “inovasi” untuk mendukung program Pemkot Bandung. Dalam bidang melestarikan kesenian dan kebudayaan. Tentunya dengan harapan, kegiatan “Jaga Lembur” ini, dapat menambah daya tarik wisatawan untuk berlibur di Bandung. Tentunya dengan menyuguhkan kesenian dan kebudayaan asli Sunda,” paparnya lagi.
Ditempat yang sama, Ketua ITJA yaitu Jack Febrian mengatakan, keterlibatan ITJA dalam ajang “Bandung Lautan Pangsi” ini, sebagai wujud kepedulian rekan-rekan “journalist” kepariwisataan, dalam mendukung dan mendorong pemerintah dibidang seni budaya.
Melalui kegiatan seperti ini, secara tidak langsung ITJA turut mensosialisasikan program kebudayaan dan kepariwisataan yang ada di kota Bandung. Dan tentu saja Indonesia pada umumnya.
“Kita juga berharap, semoga kebudayaan dan kesenian tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Tidak luntur diterjang arus globlisasi. Bahkan jangan sampai terjadi lagi, kesenian dan kebudayaan kita diklaim oleh negara lain,” kata Jack Febrian sang Ketua ITJA (Indonesian Tourism Journalist Association). (Herry Kasep).