Oleh : Habib Awwaluddin Rizqiwanto
Kala itu kau berani melempar senyum pertamamu, dan sejak itu juga kau mampu membuat orang di sekitarmu jatuh cinta. Kau wanita dengan raut wajah sejuta makna, intinya kau adalah wanita yang berbeda dari wanita lainnya.
Hirzatun Nafisah, bidadari surga yang turun ke dunia yang ditugaskan Tuhan untuk memberi warna pada mata para lelaki. Sejak awal bulan Januari dua tahun silam, kau berhasil membuat Kiki menjadi sosok pria yang beruntung dapat bersanding denganmu.
Dengan sejuta kekurangannya, Kiki adalah sosok pria yang sangat tidak memperdulikan celotehan orang sekitar yang mungkin iri kepadanya. Begitupun dengan kau, yang sangat mempedulikan dan perhatian kepada Kiki.
Pada suatu senja di pinggiran sawah dengan angin yang perlahan menghampiri, kau tampak makin mempesona dengan setangkai bunga di telinga kananmu. Kau mulai memikirkan beberapa tujuan hidup kedepannya, termasuk tentang percintaan.
“Apa benar Kiki adalah pria yang mampu menemani hingga ajal menjemput?” tanyamu dalam hati. Disaat usiamu berkepala 2, permainan cinta sudah tidak lagi jamannya kau mainkan. Berbeda dengan Kiki yang masih berusia belasan tahun.
Lulus kuliah lalu menikah adalah salahsatu tujuan yang sangat penting bagimu, lambat laun berjalannya waktu kau mempermasalahkan hubungan itu, Kiki yang sudah benar-benar mencintaimu kini perlahan mulai pudar karena kau tak yakin dengannya. Lalu kau tetap kuat dengan keputusan hati yang menyudahi perasaan cintamu.
Kiki pun dengan besar hati menerima segala keputusanmu, kini kau bersungguh-sungguh melanjutkan sisa-sisa perkuliahanmu dan kau telah ditunggu dengan sebuah toga di pertengahan tahun 2019 ini. (***)