Taman Merdeka yang Tidak Merdeka

Dengan tujuan mendapatkan udara segar kulangkahkan kaki menuju sebuah taman yang jaraknya tak jauh dari rumah, namanya Taman Merdeka. Letaknya tepat di depan kantor Kecamatan Sukmajaya, Depok.

Ketika sampai disana, saya disambut dengan tulisan taman merdeka yang begitu besar,indah dan dikelilingi para pedagang kaki lima yang berjualan. Ketika masuk ke taman, ekspetasi indah itu berubah 90 derajat.

Taman Merdeka tidaklah merdeka, banyaknya sampah yang berserakan seolah-seolah menyambut kedatangan saya, dihiasi dengan coretan disekeliling taman yang tidak enak dipandang, kurangnya pohon rindang yang membuat kesan taman menjadi gersang, dan dilindungi oleh pagar tua berkarat yang berdiri kokoh saja seakan tidak sanggup.

Kurangnya tempat sampah, tidak menjadi alasan orang untuk membuang sampah sembarangan. Dengan banyaknya ide, tidak menjadikan tembok taman halal untuk dicorat-coret.

Taman Merdeka seakan-akan belum merdeka, masih dijajah oleh tangan-tangan jahil nan usil yang tidak mempedulikan kenyamanan pengunjung lain, padahal taman adalah fasilitas umum yang berhak dinikmati semua orang.

Dengan keadaan taman yang kurang nyaman, tidak menyurutkan orang-orang datang untuk olahraga, bermain dengan anaknya, menikmati makanan dan minuman yang dijual pedagang di sekeliling taman dan sekadar duduk santai menikmati udara segar.

“iya nih bang, kurang nyaman, soalnya banyak banget sampah,” kata Alfin.

Ditengah pembangunan apartemen, pusat perbelanjaan dan perumahan yang masif di Depok, pemeliharan taman seakan-akan dianaktirikan karena dianggap tidak penting dan tidak menghasilkan.

Oleh karena itu marilah kita menjaga fasilitas umum yang ada. Menjaga dan memlihara taman seharusnya menjadi tanggung jawab semua orang, jangan hanya dibebankan kepada pemerintah. (Mas Haidar Ronggolawe – Politeknik Negeri Jakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *