Seorang Ibu Rumah Tangga Asal Tegal, Bercita-cita Bikin Sekolah Sampah Palstik

BANDUNG | BBCOM | Ada cara berbeda yang dilakukan oleh Wita Karmila Pujiati seorang ibu rumah tangga asal Desa Bukateja Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Baginya menjadi seorang ibu rumah tangga bukan hanya mengurus anak, masak di dapur, atau mengurus rumah dan lainya.

Menurut ibu rumah tangga muda ini, sebagai seorang wanita ibu rumah tangga tetap dia jalankan, namun kepedulian terhadap lingkungan terus dia galakan. Dari karya yang memanfaatkan sampah plastik bekas ini, Wita mampu memperoleh pendapatan tambahan untuk keluarga mereka.

“Awalnya waktu satu tahun yang lalu saya liat lingkungan di desa, pada waktu itu banyak sampah plastik, muncul ide tadinya cuma bikin ecobrik tapi lama-lama ingin mengajak orang supaya bisa sama- sama mengurangi sampah plastik dan muncul ide membuat barang  yang bisa membuat orang tertarik dengan sampah plastik,” Ucapnya Wita Karmila Pujiati ( 26 ) pada BBCOM, Kamis ( 16/1/2020)

Dikatakannya, pertama bikin tas dari bungkus pampers di desa, tambah Mila, tapi banyak yang tidak suka dengan apa yang saya buat, mungkin di pandang sebelah mata, namun setelah saya ikut suami merantau di daerah Bandung, kerajian memanfaatkan sampah plastik bekas tersebut saya bikin kembali sambil ngisi waktu kosong nemenin suami jualan, dan banyak mendapat pesanan.

“Alhamdulilah banyak respon yang ingin juga di buatkan dan lama kelamaan saya mulai tertarik dan ingin mengajak banyak orang juga, dari yang mungkin dulu di pandang sebelah mata alhamdulilah dengan semangat dan dukungan suami saya bisa berkarya kembali” papar Wita

Walau saya berkarya di Bandung, hasil produksi tersebut terus saya sosialisasikan ke desa melalui media sosial bahkan di saat pulang kampung. Karena bagi saya berkarya yang luar biasa itu bisa mengembangkan Desa. Maka dari itu saya ingin membuat sebuah taman baca dan galeri dari sampah yang bisa di daur ulang supaya anak- anak bisa lebih banyak belajar mengenai sampah.

Untuk bahan produksi saya ambil dari sampah warga sekitar yang bisa saya mempaafkan menjadi barang bernilai. “Sampah plastik kami ambil dari warung dekat rumah yang menjual kopi seduh, sebagai gantinya saya buatkan dompet atau keranjang belanja untuk menganti sampah yang saya minta.” Ucapnya

Dari hasil sampah plastik yang saya kumpulkan dapat mengahasilkan berbagai produk yaitu jadi tempat botol minum, keranjang buah, tempat serbaguna, tempat permen, tempat tisu, taplak meja, tikar dan masih banyak yang lainya, serta buat lukisan dari sampah plastik.

Sementar untuk pemasarannya dari temen ke temen dan melalui media online. untuk tas saya jual 150/250 ribu. Sementara untuk lukisan  tergantung tingkat kesulitannya.

Kami terus lakukan sosialisasi penggunaan sampah plastik yang dapat dijadikan berbagai kreasi, kepada ibu rumah tangga dan anak sekolah dasar, bahkan kami juga mengkampanyelan bahayanya sampah plastik terhadap kehidupan lingkungan.

“Saya akan terus berkampanye tentang sampah plastik dan mengajarkan tentang kreasi sampah plastik. Apa lagi di desa udah ada program sampah dan saya ingin membentuk rumah sampah plastik dan sekolah sampah palstik.” Tegasnya

Selain berkampanye peduli lingkungan kami juga sering datang ke event event baksos, untuk penggalangan dana bencana alam serta berbagi ilmu kepada orang supaya bisa meminimalisir sampah yang ada di bumi,,,

“Memang sampah tak dapat di tuntas, tapi kalau kita bisa mengurangi mulai dari diri sendiri kenapa tidak. Karna efek dari sampah plastik yang mengunung akan berpengaruh merusak bumi, laut, dan kehidupan lainnya semua.” Pungkasnya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *