Oleh Deslita Krissanta Sibuea
Ignatius Rosoinaya Penyami yang kerap dipanggil Igor di masa mudanya, tak menyangka bahwa ia akan menjadi seorang Saykoji. Lelaki kelahiran 1983 ini, berhasil menjadi rapper yang berkancah di industri musik Indonesia hingga sekarang. Lewat lagunya berjudul “Online”, Saykoji memperkenalkan dirinya ke Indonesia, khusunya kalangan anak muda saat itu. Berbagai proses ia lewati. Pengalaman membawanya sampai pada titik yang sekarang. Meski kedua orang tua tak mempunyai bakat dalam bidang musik, namun Saykoji melakukannya. “Semua itu berawal dari hobi,” ucapnya.
Sejak SMA Saykoji menyukai musik bergaya rap, dan ia mengikuti salah satu komunitas rap. “Tadinya nggak nyangka bisa rap, cuma begitu ngerap dari komunitas ada sambutan yang positif,” jelas Saykoji. Kemudian Saykoji mulai berfikir bagaimana caranya agar ia bisa ngerap lebih baik lagi. Semua itu membawanya pada sebuah perlombaan saat ia menduduki kelas 3 SMA. Ia hadir pada salah satu acara musik hip hop, kemudian ia ditawari ikut perlombaan rapper. Saykoji mengikuti perlombaan itu hingga semi final. Meski tak menjadi sang juara, namun Saykoji tetap bangga karena berhasil masuk semi final. Melalui perlombaan itu, Saykoji semakin yakin bahwa ia bisa menjadi seorang rapper yang baik.
Ia menjelaskan bahwa musik rap adalah musik yang paling fleksibel. Rapper bisa menjelaskan sesuatu dengan lebih detail dibanding musik lain. “Kalau musik lain contohnya musik pop, biasanya di beberapa menit hanya beberapa kalimat saja. Tapi kalau ngerap? Kita bisa cerita lebih panjang,” jelasnya. Saykoji sangat menikmati dirinya sebagai seorang rapper. Melalui musik rap ia diberi kesempatan untuk bercerita lebih banyak dibanding melalui genre musik lain.
Baginya menjadi seorang rapper tidaklah mudah. Ia mengatakan bahwa untuk menjadi rapper yang baik, seseorang harus punya kemampuan story telling, kosa kata yang banyak, serta mempunyai ilmu pengetahuan yang luas. “Kita ngerap, butuh smart. Gak mungkin ngerocos doang.” ucap Saykoji. Setelah lagu-lagunya melejit, Saykoji mulai mendapat tawaran peran dalam sebuah film. Salah satu film yang dimainkannya adalah “5 CM”. Meski memutuskan untuk tak melanjutkan pendidikannya di Universitas Pelita Harapan, namun Saykoji masih tetap fokus dalam menjalankan karirnya di industri hiburan Indonesia, dan terus menunjukkan karya-karyanya.
“Buatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Saat ingin berkarya, jangan sampai down dalam menghadapi kritik orang lain. Karena pujian itu ujian, cacian itu latihan. Kalau kita dipuji, itu kita sedang diuji apakah kita cepat besar kepala atau tidak. Sedangkan cacian itu latihan, karena cacian dapat membuat mental kita lebih kuat.” pungkas Saykoji. (***)