Peran Islam dalam Pembentukan Alam Semesta

Penulis: Jelita Hidayah Agustina (Tangerang Selatan, 10 Juli 2019)

sumber foto: National Geographic Indonesia

Sebagai umat manusia kita harus menyadari bahwa seluruh alam semesta beserta isinya bersifat fana. Alam semesta merupakan ruang dimana di dalamnya terdapat segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Namun kita sebagai umat islam memiliki kitab suci yaitu Al Qur’an yang didalamnya dapat kita temukan kesimpulan secara benar bahwa seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

Allah S.W.T telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta melalui Al-Quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu pengetahuan. Dalam hal ini saya berupaya untuk sedikit mengkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai penciptaan bumi. Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27– 33 tertulis bumi dan alam semesta tercipta dalam enam masa. Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari, enam periode, ataupun enam tahapan.

Tahap Pertama

Ini dimulai dengan sebuah ledakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun lalu. Inilah awal terciptanya materi, energi, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah pengembangan ruang..

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

Tahap Kedua

Masa ini adalah pembentukan langit. Pengetahuan saat ini menunjukan bahwa langit biru hanyalah disebabkan hamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar atmosfer langit biru tak ada lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-benda langit lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana, melainkan keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)

Tahap Ketiga

Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya, termasuk bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi sebagaimana yang Allah SWT firmankan dengan indah dalam surat An-Nazi’at [79] : 29

“dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29

 Tahap Keempat

Bumi yang terbentuk dari debu-debu antar bintang yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan unsur-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.

Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawah kulit bumi menjadi lebu,antara lain muncul sebagai lava dari gunung api. Pemadatan kulit bumi yang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi” .sebagaimana Allah SWT berfirman (Q.S. an-Naziat [79] :30) :

 “dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”

Tahap Kelima

Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi. Sebagaimana firman Allah SWT :

“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] : 30

Tahap Keenam

Masa keenam dalam proses penciptaan alam ini adalah dengan lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.

Setelah mengkaji cara Al-Quran menjelaskan tentang penciptaan alam semesta. Kita dapat menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya. Semua ilmu yang tidak ditopang dengan Al-Quran maka ia buta akan kebenaran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *