BANJAR BBCom – Acara Nobar di gelar Polres Banjar, Polda Jabar dan jajaran nya, bersama Walikota Banjar di Bioskop Baninza Samudra Toserba, Kota Banjar,Jawa Barat
Film 22 Menit yang diangkat dari kisah nyata Bom Thamrin, Jakarta Pusat 2016, selain mengangakat cerita yang sebenarnya juga memperlihatkan sekaligus membuktikan kinerja dari Polri dalam mengatasi dan memberantas teroris dalam menjaga kondusifitas dan keamanan NKRI.
Aksi dalam film 22 menit tersebut membuat yang buat tegang para penonton karena suasana film ini menggambarkan sesuai dengan keadaan sebenarnya di saat teror bom Thamrin terjadi.
Seusai menonton film tersebut Wali Kota Banjar Hj. Ade Uu Sukaesih mengaku terharu sekaligus bangga melihat upaya kepolisian melindungi masyarakat dari aksi teror bom. Menurutnya menjaga keamanan masyarakat tak hanya berhenti dari upaya pencegahan saja, melainkan ada tindakan yang sangat beresiko tinggi bahkan nyawa dipertaruhkan.
“Saya sangat terharu, salut sekaligus bangga kepada Polri dengan sigap menjaga keamanan masyarakat bahkan nyawa pun sampai dipertaruhkan,” terang Walikota ,Kamis (19/7), di Bioskop Baninza kota Banjar.
Ade mengaku kaget setelah mengetahui bagaimana proses aksi teror bom Thamrin di Jakarta Pusat, yang memakan korban jiwa, aksi heroik di perlihatkan kepolisian saat melumpuhkan kawanan teroris saat itu. Bagi dia, ada nilai yang harus tersampaikan kepada masyarakat yakni pencegahan sejak dini melalui pendidikan keluarga.
“film ini harus menjadi perhatian juga pelajaran bagi kita semua, untuk tetap waspada terhadap aksi teroris, pencegahan sejak dinilah harus terus dilakukan untuk mengantisipasi cikal bakal teroris menjangkit di negeri ini, yakni dengan cara pendidikan keluarga sebagai bagian intim dari masyarakat itu sendiri,” imbuhnya.
Kapolres Banjar AKBP Matrius setelah menyaksikan film 22 Menit menjelaskan bagi masyarakat jangan takut melawan aksi teror. Tiga pilar yakni Pemerintah, TNI, Polri bersama-sama menjamin keamanan masyarakat dari segala bentuk ancaman gangguan keamanan.
AKBP Matrius juga menerangkan bahwa saat kejadian bom Thamrin di Jakarta Pusat ini tidak semata-mata terjadi begitu saja. Dalam film ini digambarkan adanya proses yang dilakukan kepolisian saat kejadian bom baik melumpuhkan pelaku teror juga bagaimana situasi pada waktu kejadian.
“Masyarakat harus tahu bahkan anggota Polisi pun harus tahu bagaimana proses terjadinya bom Thmarin yang mengakibatkan korban jiwa.disini ada nilai edukasi bahwa kita tak perlu takut adanya serangan teror bom serta radikalisme,” ungkap kapolres usai nonton bareng bersana para pada wartawan.
Dan kapolres pun mengatakan ada dua tersangka teroris yang tercatat sebagai warga Kota Banjar. Satu telah meninggal dunia dan satu lagi sudah tertangkap di daerah Tasikmalaya dan itu sudah merupakan pelaku namun tetap proses hukum nya bersifat prepentifistisial yaitu di tangkap di Deredikalisasi dimana mengembalikan pemahaman radikalisme ke pemahaman semula sosial kemasyarakatan nya
“Langkah kepolisian bukan hanya represif saja di hilir tapi lebih cenderung koperhansif seperti pencegahan atau premtif,repentif dan represif ini lebih baik di repentif di awali pengondisian dan di perkuat pencegahan pencegahan sehingga tindakan hukum nya bisa di kurangi,”kata Matrius
Lanjut kapolres” untuk aman satu saja hindari intoleransi ini akarnya yang kedua dari intoleransi akan berubah ke radikalisasi pasif yaitu radikalisme dan yang ketiga terorisme,makanya harus kita cegah mulai dari keluarga, lingkungan terdekat, pergaulan termasuk lingkungan sekolah,” jelas nya
Masih menurut kapolres, menonton film 22 menit ini serentak di seluruh indonesia dan nobar ini bukan hanya masyarakat saja yang tau biar anggota Polisi tau bahwa tugas polisi itu parsial ,karna proses itu proses yang besar dari hal hal kecil karna tidak di antisipasi jadi besar.”tegas nya (Johan)