
Wanita paruh baya yang tangguh, menggerakkan seluruh tenaganya untuk keluarga. Kasih sayangnya tak terhingga, serta cintanya yang tidak terbatas. Dirinya ikhlas mendedikasikan dirinya untuk keluarga dengan kelembutan hatinya, siapakah wanita ini?
Wanita ini adalah Ibu, wanita yang telah rela mengorbankan nyawanya untuk mengandung dan melahirkan aku. Selama sembilan bulan sepuluh hari Ibu menjagaku dalam kandungannya, agar tumbuh dengan sehat di dalam rahimnya. Melahirkan aku dengan mengerahkan seluruh tenaganya demi memberikan kehidupan baru padaku, meski nyawa menjadi taruhannya namun dia tidak peduli.
Tidak hanya sampai di situ, perjuangnya masih berlanjut untuk membesarkan dan mendidik aku agar menjadi manusia yang berguna. Ibu merawatku dari kecil hingga dewasa dengan setulus hatinya, mengajari merangkak, berjalan, bahkan berlari dengan segenap kesabaran yang dimilikinya. Bahkan dia selalu membangunkan aku dikala kita terjatuh, tidak bosan menasihati jika kita salah.
Ibu adalah guru pertama untuk sang anak, ini adalah kalimat yang pantas untuknya dengan penuh ketelitian dia mendidik dan mengajari berbiacara. Kata demi kata dia ajarkan kepada aku, tidak bosan dia mengulang setiap kata itu untuk memastikan bahwa aku telah mengerti.
Ibu selalu memberikan semangat untuk terus belajar, ia hanya ingin aku menjadi manusia yang berguna dan membanggakan. Ibu hanya ingin melihat aku bahagia, serta tumbuh menjadi orang sukses. Dalam setiap doanya nama akulah yang selalu disebut, berjuang memberikan yang terbaik untukku. Ibu akan berusaha agar aku mendapatkan pendidikan terbaik, dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
Bagaimana perasaan kita melihat rambut sang ibu yang kian hari semakin memutih setiap helainya, kulitnya yang semakin keriput, serta umur yang bertambah setiap tahunnya? Saat seperti inilah waktunya kita untuk menjaganya dengan setulus hati, seperti yang ia lakukan dahulu. Merawatnya dengan sabar, ikhlas, serta sepenuh hati.
Sosok Ibu yang selalu melekat dalam hatiku, senyumnya yang selalu menyejukkan hati, serta matanya yang penuh dengan keteduhan. Sosoknya selalu menjadi penerang dalam hidupku, cintanya yang tulus dan mulia tidak akan pernah tergantikan dan sosoknya selalu berada dalam hatiku.
Teruntuk semua Ibu terimakasih untuk dedikasimu, semua yang sudah kau lakukan tidak akan terlupakan oleh anak-anakmu. Terimakasih untuk semua waktu yang telah kau berikan, serta untuk kasih sayang dan cintamu. Teruntuk Ibuku, aku selalu mencintaimu dan namamu akan selalu ada dalam hatiku. Penulis: Devie Agriani