Kerja Keras Seorang Ibu

Pada hakekatnya, wanita terlahir dengan hati lemah lembut dan memiliki cinta yang paling tulus kepada anaknya. Cinta dari seorang ibu juga merupakan cinta yang sejati. Apapun akan dilakukan ibu untuk kebahagiaan anaknya.

Seperti seorang ibu bernama Murnidawati yang sudah lanjut usia, meski usia sudah tidak muda lagi ia tetap bekerja keras untuk membiayai hidup anaknya. Puluhan tahun Ia sudah berprofesi sebagai tukang pijat sedangkan suaminya berprofesi sebagai sopir angkot.

Ibu yang biasa disapa Ida ini, memiliki 3 orang anak. Ia mengaku sudah berprofesi sebagai tukang pijat sejak kecil ketika duduk di bangku sekolah hingga saat ini. Mirisnya lagi ia terpisah cukup jauh dari kedua adiknya. Yang berada di Medan, Sumatra Utara lantaran tidak ada yang mengasuh karena sang ayah menikah lagi dan ibu tiri sangatlah jahat sehingga ia di bawa  dengan neneknya ke Depok, Jawa Barat.

Ia mengatakan, bekerja jangan banyak menyerah walaupun banyak rintangan. Meskipun banyak orang yang mencibir kita jangan kita simpan dihati. Dan melakukan pekerjaan ini karena tidak ada pilihan lain dan harus dijalani dengan ikhlas.

Alasannya pun cukup membuat orang kagum karna Ibu yang biasa disapa Ida ini tidak bersekolah, jadi ia ingin melihat anaknya sekolah sampai perguruan tinggi atau minimal SMA.

Perjuangan sang ibu tidak sia-sia. Dia sempat menjalani kerja siang-malam karena upah dari tukang pijat keliling tidak seberapa. Saat pagi jadi pembantu di kawasan perumahan Depok Mulya, ketika sore berjalan memenuhi panggilan sebagai tukang pijat. kedua anaknya keterima perguruan tinggi. Anak sulung berhasil mendapatkan beasiswa bidik misi sebentar lagi menamatkan pendidikannya di Politeknik Negeri Jakarta sedangkan anak kedua sudah memasuki semester empat dan anak bungsunya yang sebentar lagi menduduki bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Sejatinya bahwa wanita itu tidaklah orang yang selalu berada di belakang dan memiliki tugas sekadar memasak, mencuci semata. Mari semua wanita Indonesia tunjukkan semangatmu membangun negeri ini meski bekerja dengan latar belakang sebagai tukang pijat keliling, namun profesi ini tidak begitu menjanjikan karena tingginya biaya hidup sementara pengeluaran cukup banyak untuk membiayai ketiga anaknya saja harus rela minjam uang tetangga dengan jaminan sertifikat rumah.

Pada dasarnya kita bisa mengambil pesan moral untuk karir dan kehidupan. Yakni tujuan membanting tulang demi mengais rupiah tidak selalu harus untuk diri sendiri. Tetapi demi kebahagiaan dalam hidup, kesejahteraan keluarga bisa menjadi target utama karir seseorang taat kala target itu terpenuhi bukan target ambisi pribadi. (Kurnia Sandi )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *