Oleh Tri Ayu Lutfiani/Politeknik Negeri Jakarta

Tumbuhan, hewan, atau hanya motif garis sering kali kita temui dalam kain batik, baik dalam bentuk baju maupun rok. Selain itu, motif tradisional seperti Mega Mendung, Bima Sakti, Sekar Jagad pun tak kalah ketinggalan untuk diterapkan pada busana masa kini. Motif- motif tersebut tentu memiliki filosofi tersendiri.
Sebagai contoh, dikutip dari sanggarbatikkatura.com, motif Mega Mendung yang berasal dari Cirebon memiliki filosofi setiap manusia harus mampu meredam amarah/emosinya dalam kondisi apa pun, seperti halnya awan yang muncul saat cuaca mendung yang dapat menyejukkan suasana di sekitarnya.
Contoh lainnya ialah motif Sekar Jagad. Dilansir dari batik.or.id, Sekar Jagad memiliki filosofi yang berisikan ajaran moral untuk menuntun manusia kearah keluruhan. Batik ini pun memiliki makna kecantikan serta keindahan sehingga memesona siapa pun yang melihatnya.
“Biasanya yang tidak ada filosofinya itu batik modern, mereka hanya sekadar hiasan atau gambar-gambar pemandangan,”ujar Lilis, salah satu staf Museum Teksil, Jakarta Barat.
Sambil menjelaskan, Lilis sesekali menunjuk batik yang dipajang di stan Destinasi Indonesi Expo 2019. Menurutnya, selain mengandung filosofi yang berbeda, teknik pembuatan batik pun memiliki bermacam jenis, yaitu batik tulis, cap, dan print. Perbedaan dari ketiganya terletak pada prosesnya.
Menurut Herry Lisbijanto, penulis buku Batik, batik tulis dibuat menggunakan canting untuk mencetakkan malam pada corak batik. Motif yang dibuat dalam proses ini akan berbeda. Dalam pembuatannya pun memerlukan kesabaran yang tinggi. Sehingga, harga batik tulis biasanya cenderung mahal.

Batik cap dibuat menggunakan alat semacam stempel motif batik yang terbuat dari tembaga. Motif yang dibuat memiliki jenis yang sama, sehingga bisa dibuat secara masal. Harga batik cap pun bisa dibilang cukup murah.
Sedangkan batik printing merupakan kesenian membuat batik yang dikerjakan dengan menggunakan teknik sablon.
Namun, Lilis mengatakan batik print bukanlah batik, melainkan motif batik. Dengan tangan yang mengepal dan jari teluntuk terarah, ia menggerak-gerakkan tangannya ke atas dan bawah secara cepat sambil berkata, “batik asli itu baru bisa selesai sekitar dua atau tiga bulan, sedangkan batik print sehari saja bisa menghasilkan beberapa lembar,”ujarnya.
Tapi Lilis pun tak bisa menyalahkan orang yang mengenakan batik print, sebab perekonomian setiap orang tentunya berbeda.
Nyatanya, proses pembuatan batik, khususnya batik tulis, tidaklah mudah. Untuk menciptakan motif yang indah nan memikat mata, diperlukan ketelatenan dan ketelitian. Sebab, jika ada bagian yang tidak tertutup oleh lilin, maka dapat menyebabkan warna akan bercampur.
Dalam membuat batik diperlukan orang-orang yang dapat menguasai tekniknya. Sebelum membatik (batik tulis), diperlukan pemahaman akan ciri dan pengetahuan membatik. Untuk itu, sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita melestarikan kebudayaan Indonesia ini.
Ayo belajar membatik!