Kemandirian Seorang Nenek Penjual Gorengan

Nenek Khotimah adalah seorang penjual gorengan di kawasan Depok. Dia tinggal di Lingkungan Beji Depok rt 03/rw 05, Jawa Barat. Sejak kecil ia sudah kehilangan orang tua, ia harus melanjutkan hidupnya mengontrak seorang diri dan harus berusaha lebih keras untuk memenuhi kehidupannya. Nenek Khotimah sekarang berusia 72 tahun atau tepatnya ia lahir pada tanggal 12 April 1944.

Di usia yang terbilang tua, semangat Nenek Khotimah ini masih sangatlah besar. Walaupun dengan keterbatasan fisik dia tetap bekerja walaupun pendapatannya yang tidak seberapa dari hasil ia berjualan gorengan, hal itu tidak membuat ia gentar untuk melakoni kehidupan. Karena dia yakin bahwa usaha dan doanya itu tidak akan menjadi sia-sia.

Dahulu Nenek Khotimah sempat bekerja dengan Soeharto pada umur 18 tahun  sebagai juru masak, hingga turunnya dari bangku kepresidenan pada tahun 1998 ia pergi ke Depok berjualan gorengan dan lontong sampai saat ini.

Nenek Kotimah ini sangatlah mandiri, walaupun ia tidak mempunyai suami dan anak bahkan saudara pun ia tidak mengetahui keberadaannya, tetapi dia tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Dan dia berharap akan bisa terus melanjutkan kehidupannya hingga akhir usia. Tetapi apabila ada warga yang ingin membantunya dengan memberi uang atau sembako tentu ia akan menerimanya. Karena menurutnya, itu merupakan rezeki yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa melalui tangan manusia.

Dengan penuh harapan, selama bulan ramadan setiap sore (sekitar pukul 15.00 WIB)  ia bergegas membuat gorengan seorang diri, karena faktor usia yang membuat ia hanya bisa membuat lontong dan gorengan seadanya. Dan sekitar pukul 16.00 WIB ia mulai berangkat berjualan keliling kampung hingga waktu berbuka tiba.

Setiap hari nenek Khotimah berjalan keliling kampung membawa gorengan, sesekali ia menyeka keringat yang mengalir di dahinya sambil menawarkan gorengan kepada pejalan kaki yang melintas. Nenek Khotimah terlihat berjualan gorengan di pinggir jalan terkadang di depan konter handphone. Tetapi dia tidak mudah putus asa dan terus menjual gorengan. Bahkan tidak jarang gorengannya itu tidak habis terjual, karena kebanyakan orang lebih suka ketika gorengan masih hangat. Dan sisa gorengan yang tidak terjual itu  akan dibagi untuk dirinya dan tetangga.

Walaupun pendapatannya tidak seberapa, tapi Nenek Khotimah ini selalu bersyukur terhadap apa yang telah dia dapatkan, tidak mengharapkan belas kasihan orang lain walaupun kehidupanya sangat memprihatinkan, dia selalu mencoba tegar menghadi masalah dikehidupannya sendiri.

Semangat hidup yang dimiliki oleh Nenek Khotimah ini perlu dicontoh oleh para kaum muda generasi penerus bangsa. Selalu berusaha dengan keras untuk memenuhi kehidupannya dan tidak bergantung kepada orang lain. “Belajar mandiri, syukuri apa yang telah kita punya sekarang dan jangan lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa, insyaallah rezeki akan selalu ada”  ujar Nenek Khotimah saat diwawancarai tentang kehidupannya. (Kurnia Sandi )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *