Ibu adalah wanita yang berjasa dalam hidupku, yang tak pernah berharap sebuah balasan berarti. Hidupnya didekasikan untuk keluarganya, pengorbanannya tak akan terhitung, dia ikhlas menggerakan semua tenaganya tanpa belas kasih. Kasih sayangnya tak terukur sedalam lautan, rasa cintanya tak terukur seluas samudera.
Penulis : Nicholas Wilvain Silalahi/Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan teknik Grafika dan Penerbitan
Hatinya kuat seperti batu karang yang tak pernah sakit walau sudah diterjang jutaan kali ombak laut.Ketulusannya adalah kunci dari dirinya, terkadang ia lupa akan kebahagiaan dirinya dan memilih bahwa kebahagiaan keluarga adalah prioritatsnya.
Dia wanita yang mengandung dan melahirkan ku, 9 bulan lamanya dia mengandungku membawaku kemana pun dia pergi tanpa terasa terbebani oleh beratku didalam kandungannya dan tanpa peduli sudah berapa besar tubuhnya karna harus terus makan untuk memenuhi asupan bayi dalam perutnya. aku lahir ke dunia ini lewat rahimnya. Berjuang dengan menaruhkan nyawanya. Melahirkanku dengan melawan segala rasa sakit dan perih demi hanya bertemu buah hatinya, tangisanku membawa kebahagiaan untuk semua orang dan kehadiranku di dunia ini menjadi tanda bahwa perannya sebagai Ibu sudah dimulai. Perjuangannya tak hanya berhenti disana, itu hanya awal perngorbanan baginya. Dengan tulus hati dia merawat dan menjaga kita, dia memberikanku perhatian yang begitu besar hingga terkadang ia lupa untuk memperhatikan dirinya sendiri.
Banyak makanan yang ia konsumsi hingga lupa diri bagaimana penampilannya sekarang, paras dan bentuk tubuhnya sudah tak seindah ketika masih gadis dulu, semua ia lakukan agar asupan ASI untukku terpenuhi, setiap tetes demi tetes ASI Ibu yang mengalir ditubuhku membuat aku ikut merasakan besarnya pengorbanannya dihidupku.Kau tak pernah terganggu atas tangisan aku disaat bayi disetiap malam yang selalu mengganggu tidurmu.Saat aku kecil, dan baru bisa menggerakkan badan lalu merangkak dan mulai berjalan, kau selalu menuntun mulai dari belajar menapakkan kaki ini pada bumi lalu menggerakan kaki untuk melangkah dan berlari walau hanya melukai diri sendiri karena kecerobahan ini. Dengan kesabarannya yang luar biasa ia selalu siap membangunkan aku ketika terjatuh saat berdiri, berjalan dan berlari.
Dengan penuh hati-hati ibu membantuku mengucapkan kata demi kata walau terdengar sering salah namun ia tak pernah berhenti mengajari. Mengeja setiap deretan kata yang terlontar dari mulutnya untuk diikuti, saat lidah tak mampu menjangkau kata namun kau hanya membalas dengan senyuman dan kembali memulai dari awal lagi.Ketika usiaku semakin besar keaktifan dan kelincahan semakin bertambah, kau tak pernah letih menjagaku, ikut kemanapun aku berlari, bermain dengan sesuka hati tanpa mengenal waktu dan keadaan, kau selalu berada disamping, dengan segala tingkah dan kelakuanku terkadang membuatmu merasa kesal namun kau selalu hebat mengatur kekesalanmu dan hanya kau tunjukan lewat nasehat kecilmu.
Kau juga tak pernah mengeluh bila selalu membawa banyak perlengkapan yang mungkin memberatkan tas mu. Kehadiranku ini pasti mengeluarkan tetes keringat yang membuatmu kelelahan namun kau jadikan ini sebagai aktivitas yang membuahkan hasil.
Saat menginjak bangku sekolah, ibu dengan sigap menyiapkan segala keperluanku mulai dari seragam yang sudah disetrika, kaus kaki, sepatu, buku yang sudah disiapkan didalam tas dan bekal 4 sehat 5 sempurna kau bawakan setiap hari.Kau juga yang membangunkan kita disetiap pagi, walau harus diuji dengan kesabaran terlebih dahulu karna terlalu malas bangun di pagi hari.Setiap hari kau selalu menghantar dan menjemput di sekolah untuk memastikan aku selamat sampai di rumah. Usia kita semakin bertambah, tumbuh menjadi remaja, ketika banyak hal yang terjadi disekelilingku sering kali merasa lelah tapi kau selalu menyemangati dengan setiap kata dan kalimat motivasimu, dikalaku membutuhkan ketenangan, pelukanmu selalu berhasil melumpuhkan amarah dan kepenatanku.
Ketika kau tertidur lelap disofa rumah,aku menatapa paras wajahmu yg begitu indah ,dengan tersenyum walapun begitu banyaknya pekerjaan rumah yang harus engakau selesaikan.tak pernah terdengar dari mulutmu ucapan mengeluh, semua engkau lakukan untuk kebahagiaan anak dan keluargamu.Untuk wanita yang kelak akan menjadi Ibu jadilah seorang Ibu yang baik untuk anak-anak mu nanti, jadilah wanita yang hebat.Kasih sayangnya melebihi apapun, kita sebagai anak rasanya tak mampu membalas segala pengorbanan dan jasanya. Untuk semua orang hargailah sosok wanita yang telah merawat dan membesarkanmu, tanpa Ibu mungkin sekarang kita bukan siapa-siapa. (***)