IBU, MAAFKAN AKU

Ibu adalah sosok perempuan yang luar biasa yang selalu tangguh dan tegar ketika badai kehidupan menghempas. Ibu secara fisik boleh saja merupakan sosok yang lemah, namun ketika harus menyelamatkan anaknya, ia bisa berubah menjadi jiwa pemberani dan tegas dalam membela anaknya dari ancaman.

Namun, seiring dengan usianya yang kian mendakati senja,kerut di kening dan di pipinya adalah bukti kelelahan dari pengorbanan yang luar biasa. Tangan yang dulunya halus, kian hari menjadi kasar karna kerasnya memahat bongkahan batu kehidupan rasa demi rasa pun sudah di lewatinya, tenaganya pun kian habis dimakan waktu, Hingga tak lagi sanggup sekadar mengangkat tubuh rapuhnya. Kakinya semakin hari lunglai dipaksa untuk terus diseret demi mengejar harapan. Pengelihatan yang kian kabur tetap dipaksakan untuk menatap masa depan yang harus ia jalani semakin jelas juga guratan penderitaan dalam tiap hari dan langkahnya yang telah dilaluinya. Semua itu ia  lakukan hanya untuk anak yang dicintainya.

Terima kasih ibu atas semua limpahan kasih sayangmu selama ini, mulai dari sebelum aku lahir ke dunia hingga saat seusia sekarang. Kaulah yang paling mengerti dengan kebutuhanku dan yang selalu menyediakan apapun untukku, Kaulah yang selalu menjadi orang pertama yang siap menjadi sandaran ketika aku mulai lelah, kau juga orang pertama yang khawatir dengan keadaanku, kaulah juga yang selalu menjadi penasehat dan pendengar terbaiku.

Betapa rida dan keikhlasan doa ibu yang begitu meringankan langkah seorang anak dalam mengarungi kehidupan. Sehingga tidak sedikit orang yang sukses dalam kehidupannya adalah orang yang sangat deket dengan ibunya.

Maafkan aku iya bu, meski sudah seusia sekarang aku masih saja sering tidak mendengar nasihatmu dan sering juga diam-diam membuatmu sedih dan menangis. Aku juga masih saja sering melakukan hal-hal yang tidak kau sukai yang dimana terkadang aku menyisakan luka di hatimu. Namun engkau selalu tersenyum dan menampakan wajah bahagia di depanku. Kau yang begitu sabar terhadapku, tetapi aku sangat tidak sabar menghadapimu. Hal itu sungguh sangat berharga untukku karna hanya engkaulah yang mengajarkan kesabaran yang setia padaku. (Alfi Qothrinnada PNJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *