BPBD Kab Bandung Terus Berupaya Bangun Sinergitas Menanggulangi Bencana.

Soreang | Kab.Bandung | BBCOM |Rapat koordinasi Pengendalian kenyamanan lingkungan urusan kebencanaan tingkat kabupaten Bandung tahun 2019 berlangsung di hotel SunShine yang di hadiri para Danramil, para Kapolsek, Tokoh Masyarakat, para Komunitas, Disdik, Dinsos, Dinkes, PDAM, PUTR, Disparbud, Disperkimtan, DLH, dan para Undangan terkait lainnya yang berlangsung pada Rabu 18/12/2019. Sedangkan narasumber dari BMKG provinsi jawabarat, Akademisi ITB dan Kementrian dalam negeri.

Dalam Rakor tersebut, Berbagai pertanyaan dan jawaban terlontar dari tiap perwakilan Dinas terkait tentang Bencana alam. Jadi bukan hanya BPBD saja Namun siapa saja dan harus berbuat apa, Semua dinas kabupaten Bandung pun mempunyai program kebencanaan. Maka dalam hal ini setiap bencana semua pihak turun tangan dan mempersiapkan segala kebutuhan bencana dari masing masing dinas.

Kepala Pelaksana harian BPBD kabupaten Bandung H. Akhmad Djohara mengatakan, bahwa rakor ini sipatnya membangun Sinergitas antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sehingga apapun bencana bukan hanya BPBD saja yang menangani melainkan semua steakholder bersama sama menanggulanginya.” Paparnya

Seperti mengevakuasi ratusan orang korban banjir di Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Baleendah. Banjir sendiri mengepung dua kecamatan itu sejak Selasa 17 Desember 2019 ketinggian air berkisar antara 1,5 meter hingga 2 meter. Kalau di kecamatan Baleendah yakni Kelurahan Andir dan Cigosol air mencapai hampir 2 meter. Kampung Muara dan Bojongasih juga sama,” ungkap akhmad. (18/12)

Masih kata Akhmad, Pihaknya sudah mengevakuasi sudah sejak hari Selasa juga di tempatkan di dua lokasi untuk menampung para pengungsi korban banjir, yakni gedung Inkanas dan di Shelter Pengungsian.” tandasnya

“Sekitar 750 orang yang terdiri dari 250 orang berasal dari Kecamatan Dayeuhkolot dan 500 orang dari Kecamatan Baleendah data yang sudah masuk ke pihak BPBD, sedangkan rumah yang terendam di wilayah kecamatan Dayeuh kolot kisaran 300 unit, dan sarana pendidikan berjumlah 13 sekolah, ditambah lagi 20 masjid ikut terendam.” Jelas akhmad Djohara.

(*R)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *