CIAMIS | BBCOM | Kesal lantaran keluhannya tidak ada respon dari pihak perusahaan PT SKP yang sedang melaksanakan pekerjaan proyek jalan Banjarsari Nambo kabupaten Ciamis Jawa Barat, puluhan warga bersama perwakilan ormas kembali mendatangi kelokasi pekerjaan, Minggu (10/12/2023)
Warga merasa kesal dengan sikap para pekerja serta pemenang tender jalan, yang di anggap acuh terhadap masukan dari warga yang ingin pekerjaan jalan itu memiliki kwalitas dan kuantitas baik.
Proyek pekerjaan yang menelan anggaran sebesar Rp13.821.777.639,00 dengan menggunakan anggaran APBN tersebut, diduga tidak mementingkan keselamatan lalu lintas. Hal itu juga memicu sedikit kekesalan warga sehingga mereka memutuskan untuk mendatangi lokasi pengerjaan.
Muhammad Fatoni, salah seorang perwakilan dari warga mengungkapkan, “Sebenarnya warga sudah mulai kesal dengan sikap dari pengusaha yang acuh terhadap keluhan warga” kata Fatoni Minggu (10/12/2023).
Menurutnya, ada dugaan beberapa aspek pekerjaan yang di antara nya pihak pengusaha tidak mementingkan kualitas dan kuantitas. Sehingga item timbunan bahu jalan yang menggunakan limbah lumpur dalam timbunan pelebaran jalan, serta teknis pemasangan dalam pekerjaan TPT ada sebagian yang tidak menggunakan suling-suling sebagai media penyerap air.
Selain keluhan tersebut, Toni juga mengatakan,” Jika memang AMDAL itu ada, tolong tunjukkan pada kami. Dan kami juga menduga pihak perusahaan tidak mementingkan K3 dalam proses pengerjaan” tuturnya.
Lanjut Toni, Ini menjadi hal aneh, pasalnya para pekerja itu gimana bisa dengan sembrono mengerjakan jalan tersebut? Sedangkan mereka tidak tau sampai detik ini bentuk gambar yang di keluarkan oleh pemerintah untuk memulai pengerjaan
Toni juga mengungkapkan, sebenarnya kedatangannya ke lokasi pekerjaan, dirinya ingin bertemu dengan pihak konsultan pekerjaan untuk menyampaikan keluhan dari masyarakat tersebut.
Namun sangat di sayangkan kami tidak bisa bertemu dengan pihak konsultan, dan di lapangan kami hanya bisa bertemu dengan pelaksanaan pekerja saja.
Toni pun mengatakan, pihaknya berencana kembali lagi ke lokasi pekerjaan untuk bertemu dengan konsultan guna membahas beberapa keluhan dalam pekerjaan tersebut.
Sementara itu Adang, salah satu pelaksana pekerjaan dari PT SKT mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan keluhan dari warga tersebut kepada pihak perusahaan, namun sayang pihak perusahaan belum memberikan respon yang cepat terkait keluhan itu.
“Jadi kami di lapangan bingung, sedangkan tugas kami di lapangan hanya menuruti perintah dari perusahaan terkait mekanisme pengerjaan” terangnya.
Terkait masalah gambar, itu memang benar adanya, kami di sini (di lapangan) tidak diberi gambar, dan di direksi keet pun memang tidak ada, dan kami melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar yang di share di group WA,” pungkas Adang.
Diketahui, Adang akan berupaya menuruti permintaan dari warga tersebut untuk bertemu baik dengan konsultan, perwakilan kementrian serta perusahaan untuk membahas terkait keluhan warga dilapangkan ( D_ Hendra)