“Terkait Adanya Perampokan di Dalam Angkot” Dishub Membuat Sistem Pengaman di Angkutan Umum

dishubBANDUNG BB.Com–Untuk mengurangi tingkat kejahatan di angkutan umum, saat ini Dinas Perhubungan Kota Bandung melakukan pembenahan sebaik mungkin.

“Terkait adanya perampokan di dalam angkot, Dishub bekerjasama dengan kepolisian membuat sistem pengaman yang ada di angkutan umum,”jelas Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi saat menghadaliri kegiatan Bandung Menjawab, di Ruang Media Lounge Balai Kota Bandung, Selasa (22/11/2016).

Lanjutnya, kita akan sebarkan kepada kepolisan lalu ke petugas lapangan termasuk di pos KPU yang bertugas mengawasi angkot.

“Jadi ketika sistem digunakan dan menyala, berarti angkot tersebut dalam tanda bahaya,”ujarnya.

Ditambahkan olehnya, dibutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk persiapan.

“Transisi dalam satu bulan ini menggunakan lampu besar plus hazard. Jadi kalo begitu menyala lampu itu bebarti di angkot dalam bahaya,”jelasnya.

Ditambahkan Didi, Dishub bersama Diskominfo akan menggalakan kembali Panic Botton.

“Jadi ada pilihan, penumpang angkot jika ada masalah bisa menggunakan tombol panik di sopir atau juga panic botton,”tuturnya.

Selain sistem pengamanan, Dishub juga membenahi angkutan umum agar nyaman.

“Diantaranya buku bacaan, nantinya setiap angkot akan disediakan 20 buku. Lalu ada tempat sepeda dan wifi gratis,”jelasnya.

Lanjut menambahkan, kedepannya kita ingin memiliki radio transportasi.

“Jadi setiap angkot memiliki radio yang tidak bisa dirubah channel. Aplikasi ini memberikan pengawasan kepada angkot serta memberikan informasi mengenai jalur angkot  di kota bandung,”jelssnya.

Selain itu, kedepannya Dishub akan membuat aplikasi Hayu Ngangkot, jadi kita hanya mengklik saja angkot yang akan di tumpangi.

“Dalam pembuatan aplikasi tersebut masih dalam proses, tinggal menunggu ponsel yang sudah siap digunakan. Sekitar 30 ponsel yang digunakan setiap trayek,”ujarnya.

Lanjutnya, salah satu memajukan kota yaitu manusia harus berpindah menggunakan transportasi umum.

“Jika melihat pertimbangan ekonomi ialah menaikan tarif parkir. Dengan tarif yang mahal, maka pengguna kendaraan pribadi akan berkurang. Kalau hal itu terjadi maka seluruh masyarakat akan berpindah ke transportasi umum, kemacetan pun berkurang, sehingga kemacetan di bandung akan berkurang,”pugkasnya. (kur/ris)


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *