Swadaya Dan Inovasi, Prioritas Program Desa Cikidang

LEMBANG | BBCOM | Sebagaimana desa desa lainnya di kec. Lembang, Kab. Bandung Barat, Desa Cikidang memiliki prioritas program baik untuk kepentingan jalannya pemerintahan desa maupun untuk kepentingan masyarakat desa.  Prioritas program yang dicanangkan oleh Heri Selaku Kepala desa adalah Swadaya dan Inovasi. Swadaya dan inovasi yang dicanangkan adalah di bidang pengelolaan sampah, sarana air bersih, dan bidang ketahanan pangan.

Menurut Heri, di Desa Cikidang ada sekitar 300 hektar hutan yang sudah masuk kategori MDH (Masyarakat Desa Hutan). Dalam kaitan dengan upaya mewujudkan swadaya dan inovasi itu,  kepada pihak kementrian akan diminta sekitar 3 hektar yang nantinya di lahan 3 hektar itu bisa dijadikan lokasi perusahaan air bersih, tempat pembuangan sampah minimal untuk sampah dari warga desa Cikidang, dan di lahan itu juga akan dikembangkan usaha usaha ternak masyarakat sebagai bagian dari program ketahanan pangan”, jelasnya beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.

Heri menuturkan, kalau permintaan yang 3 hektar itu disetujui oleh pihak kehutanan, untuk pendirian perusahaan air bersih sumber airnya sudah ada yaitu di Kp. Cikareumbi, lokasi tepatnya di Legok Dasman. “Air dari Legok Dasman itu sudah kita uji di lab. ITB. Kadar PH nya sekitar 7,5 dan layak untuk diminum”

Mengenai permintaan lahan hutan untuk mewujudkan swadaya dan inovasi itu, Heri selaku kepala desa sudah pernah menyampaikannya kepada orang kehutanan beberapa waktu lalu di kantor kecamatan lembang.

“Kalau rencana swadaya dan inovasi itu terwujud, maka pengelolaannya akan dijalankan oleh Bumdes. Dengan demikian maka Bumdes yang selama ini sering dianggap hanya papan nama saja, maka di Desa Cikidang nantinya Bumdes benar benar akan hidup dan berperan sesuai harapan. Perusahaan air minum akan berjalan, nanti juga akan diusahakan adanya mesin pemilah sampah yang selanjutnya akan dijadikan pupuk/kompos yang bisa dijual, dan di lahan itu juga masyarakat bisa beternak. Hasilnya tentu akan memperbesar potensi PADes, dan akan dirasakan oleh masyarakat karena akan melibatkan tenaga kerja masyarakat setempat”.

Ketika ditanyakan soal potensi dan sumber PADes saat ini, yang ada di di Desa Cikidang adalah tanah carik yang luasnya sekitar 12 hektar yang lokasinya ada di desa Wangunharja. “Dari tanah carik yang disewakan kepada masyarakat inilah potensi dan sumber PADes Cikiang.  Meskipun yang namanya pemasukan sewa dari masyarakat tidak selamanya lancar karena terkendala masalah ekonomi. Kita juga tidak bisa memaksakankepada masyarakat untuk membayar sewa tanah carik tepat waktu. Kita memaklumi saja kondisi masyarakat. Namun kita tetap berusaha agar sewa tanah carik initetap bisa menopang jalannya perintahan desa dan untuk kesejahteraan pamong desa”.

“Untuk itulah kita terus berusaha berinovasi untuk memperbesar sumber sumber PADes tidak sekedar mengandalkan dari sewa tanah carik. Caranya ya itu tadi, melalui pendirian perusahaan air minum, tempat pengelolaan sampah dan peternakan masyarakat di lahan hutan yang tengah kita mintakan kepada pihak kehutanan seluas 3 hektar”

Sedangkan sumber dari sektor lain seperti dari sektor wisata, hingga saat ini belum banyak dikembangkan meskipun sebetulnya ada potensi wisata di Desa Cikidang yaitu di situ Gandola yang ada di kp. Cikalasih dan ada situs batu belang. Namun itu belum dikelola. Yang akan dikembangkan dan dihidupkan lagi ke depan adalah perang tomat yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Perang tomat ini bisa menjadi Potensi wisata desa Cikidang. Saat ini memang stagnan, tetapitahun depan akan dibangkitkan secara meriah, sehingga akan menjadi daya tarik wisata”.

Kemudian dana DD dan ADD, menurut Heri  jumlahnya relatif kecil. Namun diusahakan untuk  dijeujeuhkeun (sunda-red) (Diatur peruntukannya sedemikian rupa) dan tetap berpegang kepada aturan yang ada sehingga penggunaan/pemanfaatannya tidak menyalahi ketentuan. (Teddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *