NGAMPRAH | BBCOM | Dalam konteks pengembangan wilayah, pengembangan moda transportasi menjadi suatu keniscayaan guna mendukung mobilitas publik baik yang berkaitan dengan pekerjaan, bisnis maupun wisata. Begitupun dengan Kabupaten Bandung Barat, ada kebutuhan untuk terus mengembangkan moda tranportasi. Terlebih lagi dengan adanya stasiun pemberhentian kereta cepat whoosh di wilayah Padalarang, KBB saat ini tengah merencanakan moda transportasi cable car dari stasiun Padalarang ke Lembang.
Dalam kaitan itu, beberapa waktu lalu Guru Besar Institut Teknologi Bandung bidang infrastruktur wilayah dan kota Prof. DR. Miming Mihardja, S.T, MSc. Eng berhasil diminta pandangannya tentang rencana cable car Padalarang-Lembang. Menurutnya, cable car merupakan moda transportasi yang memiliki krakateristik khusus. “Kalau melihat referensi kepada negara lain, Kuritiba di Amerika Latin misalnya, biasanya lebih berkaitan dengan kebutuhan wisata. Kalau untuk transportasi yang normal, daya angkutnya tidak begitu banyak karena karakteristiknya khusus. Tidak bisa menjadi mass transport karena sifatnya terbatas dan lebih ke arah kebutuhan wisata”.
Dengan begitu, tambahnya, kalau saat ini KBB memiliki rencana membangun cable car untuk mengitegrasikan dengan transportasi dari Stasiun Woosh Padalarang ke Lembang, tampaknya cukup feasible karena daerah Lembang merupakan daerah wisata. “Tidak itu saja, diperlukan juga adanya skenario tentang siapa yang nantinya akan menjadi pengguna cable car. Skenario tentang potensi pengguna cable car menjadi penting selain pengguna kereta woosh dari Jakarta ke Bandung. Artinya, selain sasarannya diperuntukkan bagi pengguna woosh dari Jakarta, tentu ada juga diluar itu yang berminat menggunakan cable car untuk berkunjung ke Lembang”
Namun diakuinya, berkaitan dengan cable car ada beberapa isu yang patut mendapat perhatian yaitu isu teknologinya yang benar benar harus proven, Kemudian land use dibawahnya harus benar benar clear. “jangan sampai nantinya jika ada trouble pada jalur cable car akan berakibat pada area dibawahnya. Dengan demikian area diawahnya harus benar benar clearance. Radius area dibawahnya dengan jalur cable car harus benar benar aman”, katanya.
Selain itu, ada hal crusial dalam pengembangan cable car yaitu diperlukannya study yang komprehensif mengenai jalurnya melewati mana saja, dan tentu diperlukan study banding kepada negara negara yang sudah mengimplementasikan cable car.
Prof Miming juga mengatakan, kalau tujuan dibangunnya cable car untuk mengintegrasikan moda transportasi dari stasiun Woosh Padalarang Ke obyek wisata Lembang, maka tujuan wisatanya harus atraktif dan bisa berkompetisi dengan obyek wisata lainnya. “Yang juga penting adalah mengkoorporasikannya dengan masyarakat lokal terutama yang selama ini bergerak di bidang UMKM misalnya kuliner dan kerajinan. Artinya, dibangunnya moda transportasi cable car harus memberikan dampak bukan saja berkembangnya moda transportasi tetapi juga bisa memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat. Dengan demikian dampak dan benefitnya akan dirasakan oleh masyarakat lokal, tidak semata mata dirasakan oleh pemodal besar. Ini yang harus jadi justifikasinya”. Tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kab.Bandung Barat Fauzan Azima memberikan penjelasan seputar rencana cable car Padalarang – Lembang. “Saat ini kita masih terus koordinasi dan konsolidasi dengan pihak Dinas Perhubungan Jawa Barat. Tujuannya adalah mengintegrasikan moda transportasi dari stasiun kereta cepat woosh Padalarang ke Lembang. Nantinya, cable car selain diarahkan untuk mempersingkat waktu tempuh bagi penumpang woosh dari Jakarta yang akan ke Lembang, juga yang bisa dijual adalah view sepanjang jalur yang dilewati cable car karena sepanjang Padalarang-Lembang banyak view menarik yang bisa dinikmati”, kata Fauzan ketika ditemui di ruang kerjanya belum lama ini.
Ditambahkan, sebetulnya soal cable car ini pernah dilontarkan sekitar tahun 2012 oleh Dinas Perhubungan Jawa Barat yang rencana rutenya dari Lembang ke stasiun Bandung. “Kita juga pernah mengusulkan dari Lembang ke Padalarang yang waktu itu belum ada woosh. Pernah juga muncul rencana cable car dari Farm House ke Floating Market bahkan sudah sampai ke kementrian perhubungan. Tapi hingga kini belum ada yang terealisasi. Untuk itu kami mengusulkan lagi ke pihak Dishub Propinsi Jawa Barat mengenai cable car dari stasiun Woosh Padalarang ke Lembang. Nantinya pihak dishub propinsi Jawa Barat yang akan melakukan study kelayakan”.
“Rencananya cable car akan memiliki beberapa hub (titik transit/titik naik turun). Bisa saja hub hub nya berada di kawasan wisata sehingga terintegrasi dengan moda angkutan wisata dan angkutan darat yang sudah ada. Saat ini sudah ada shutle Dusun Bambu – Paladarang dan Trans Metro Pasundan dari Kota Baru Parahyangan ke stasiun Padalarang. Nantinya akan semakin terintegrasi. Dengan demikian nantinya terjadi kolaborasi antara beberapa titik tempat wisata dengan jalur transportsi cable car. Hal ini yang tentunya masuk dalam study kelayakan”, kata Fauzan.
Rencana pembangunan cable car juga akan bersentuhan dengan land use di bawahnya. Artinya, lahan dibawah yang dilalui jalur cable car harus berada pada radius aman. Untuk hal ini Fauzan mengatakan nantinya akan diinventarisir apakah dirumija, rumaja atau ruwasja. “Yang penting cable car yang nanti dibangun dari stasiun woosh Padalarang ke Lembang akan menghemat waktu perjalanan, safety dari aspek technologinya dan aman untuk jalur dibawah yang dilalui.
“Sebetulnya di KBB ada moda transportasi yang bisa dijalankan. Pertama ; moda transporasi perairan yang bisa menghubungkan dari Padalarang ke Cililin lewat Saguling. Kedua ; moda transporassi berbasis jalan, ketiga ; dillihat dari kontur ya cable car yang bisa dikembangkan”.
“Dilihat dari potensi pengguan cable car, tampaknya cukup bagus. Saat ini dari seluruh pengguna kereta cepat woosh dari Jakarta sekitar 30 % turun di Padalarang. Bahkan tidak sedikit pengguna cable car dari Jakarta ada yang sengaja datang ke Bandung Barat untuk berwisata dan bermain golf. Ini jelas potensi pengguna cable car yang cukup potensial”.
Fauzan menyinggung pula dampak yang akan tumbuh bagi kalangan UMKN. “Nantinya cable car akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi kalangan UMKN yang ada disekitar titik awal pemberangkatan dan di titik titik transit karena para pengguna cable car kemungkinan besar akan membelanjakan uangnya di tempat tempat tersebut”. (teddy guswana)