Ridwan Kamil Imbau Peningkatan Konten Edukatif di Televisi

edukatifBANDUNG BB.Com–Arus informasi yang semakin deras membanjiri kanal-kanal media membuat pergeseran persoalan di tengah-tengah masyarakat. Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil mengatakan, persoalan masyarakat hari ini adalah bukan lagi mencari informasi melainkan memilah informasi.

“Makin hari, teknologi informasi ini makin bervariasi. Semua orang bisa membuat media sendiri melalui saluran-saluran yang beragam saat ini. Bahkan mereka karena viewers-nya banyak bisa memasang iklan untuk mendapat penghasilan,” tutur Ridwan Kamil saat menjadi Keynote Speaker pada kegiatan Diseminasi Hasil Survey Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia di Hotel Grand Tjokro, Jalan Cihampelas Nomor 211 Bandung, Rabu (30/11/2016).

Pesatnya perkembangan teknologi, menurut Ridwan, membuat masyarakat bisa mendapatkan informasi dari banyak pintu. Kanal-kanal media sosial hingga ruang-ruang obrolan juga bisa menjadi sumber informasi yang terkadang dianggap kredibel.

“Orang misalnya bisa menerima informasi dari grup-grup chatting yang itu sebagian mereka percayai dulu sebelum mencari tahu kebenarannya,” kata Ridwan.

Ia pun menyampaikan kekhawatirannya akan kualitas siaran televisi saat ini yang menurutnya kurang memiliki nilai edukasi dan lebih banyak mengedepankan unsur hiburan. Ia mengimbau agar industri media lebih memperbanyak unsur edukasi dalam siaran televisinya.

“Tolong seimbangkan media peyiaran tidak hanya memberikan informasi yang menghibur tapi mengedukasi. Komponen mengedukasinya saya kira sangat minim. Maka kepada anak saya saja susah mengarahkan top of mind acara apa yang bagus untuk anak seusianya,” ujar Wali Kota. Karenanya, ia seringkali merekomendasikan saluran televisi luar negeri untuk menyeimbangkan tontonan televisi yang edukatif.

Kualitas siaran televisi yang mendidik dipandang Ridwan sebagai sesuatu yang sangat penting. Hasil surveynya mengatakan, saat ini televisi masih menjadi sumber informasi yang paling banyak diakses oleh masyarakat. Oleh karena itu, program-program siaran televisi akan berdampak besar bagi masyarakat.

“Kualitas-kualitas penyiaran dan informasi harus memiliki tujuan yang baik bukan asal menghibur asal rame, asal rating. Tapi akumulasi informasi yang dikonsumsi masyarakat ini akan membentuk karakter masyarakat di masa depan. Kalau asal-asalan saya khawatir, dengan kualitas siaran seadanya masyarakat di masa depan akan mudah terprovokasi oleh hal-hal yang sifatnya tidak inspiratif dan lebih banyak negatifnya,” tuturnya.

Ia mengemukakan contoh bagaimana media televisi saat ini melakukan framing terhadap situasi politik Indonesia. Dalam pandangannya, keseimbangan berita positif dan negatif tentang kondisi politik negeri ini harus tetap terjaga. Ia melihat saat ini pemberitaan lebih sering mengarah pada hal-hal negatif.

“Itulah kenapa banyak mahasiswa yang apatis terhadap kondisi politik negara ini. Media memperlihatkan bahwa banyak pemimpin yang ditangkap, pemimpin yang diperiksa, perubahan struktur kepemimpinan, dan sebagainya. Tapi jarang memperlihatkan pemimpin yang inspiratif sehingga menghilangkan optimisme mereka terhadap pembangunan negara dan membuat politik itu menjadi sesuatu yang menakutkan,” papar Ridwan.

Maka dari itu, Ridwan menitipkan kepada industri media untuk memperbesar proporsi konten edukatif dalam tayangan-tayangan yang diproduksi agar membentuk kualitas masyarakat yang cerdas dan tidak mudah terprovokasi.

“Itu yang saya titipkan agar KPI bersama industri media ini bisa menggunakan kekuatannya berupa information power untuk menghadirkan cetak biru kualitas masyarakat di masa depan,” pungkas Wali Kota. (ris/kur)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *