BANDUNG BB.Com-Ratusan mahasiswa Unpad Jatinangor mengikuti talk show Kino Youth Innovator 2017, kompetisi tahunan bertujuan memotivasi kaum muda agar kreatif dan berani berinovasi untuk memenangkan kompetisi di era pasar bebas di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Sumedang Jumat (10/3).
“Kino Youth Innovator Award” ini berlatar belakang dari semangat inovasi yang telah dilakukan oleh PT. Kino Indonesia, Tbk (Kino), dimana semangat inovasi ini berhasil membuat Kino menjadi perusahaan lokal yang dikenal di Indonesia, bahkan berhasil merambah ke dunia internasional. Oleh karenanya, untuk menularkan semangat inovasi ini, diadakanlah Kino Youth Innovator Award yang telah memasuki tahun kedua,” jelas Benny Kurniawan, HR Director PT. Kino Indonesia, Tbk.
Dikatakan, diberlakukannya MEA atau masyarakat ekonomi ASEAN, kompetisi dunia industri, ekonomi maupun tenaga kerja tentu semakin ketat. Pada era ini, akan terjadi aliran bebas barang, jasa dan tenaga kerja terlatih serta aliran investasi.
“MEA ini justru menjadi tantangan dan peluang bagi bangsa Indonesia untuk memenangkan persaingan. Dan inovasilah kuncinya,” tambah Benny didampingi Yuna Kristina,
Kino Youth Innovator Award (KYIA) pertama kali diadakan tahun 2016. Sebagai ajang kompetisi inovasi tahunan, KYIA menyasar ide- ide terbaru dari mahasiswa seluruh Indonesia. Bila di tahun 2016 mengangkat tema Build Up A Glocal Innovation, tahun ini Kino kembali mengajak kaum muda untuk mengedepankan lokal heritage untuk memenangkan kompetisi pasar.
Dia menceritakan saat tour ke Cina. Dimana dirinya menemukan salah satu produk pelembab, mulai dari harga Rp 9 ribu hingga Rp 23 ribu. Sedangkan di Indonesia, harganya lebih dari itu.
“Artinya barang yang ditawarkan itu palsu.
Nah, yang diperlukan sekali saat ini adalah ide, di seminar ini yang paling penting adalah ide. Manusia sudah punya logic, kalau ingin sehat minum vitamin, lalu bagaimana cara makan, ada cair, kapsul, serbuk. disini yang ingin saya sampaikan adalah car berpikir, disisi yang lain, lalu pindahkan ke yang lain, agar mendalami manusia, dan dari inovasi mampu menghasilkan apa yang diinginkan oleh manusia,” tegas Benny.
Tidak hanya itu, Benny menuturkan setelah menemukan produk yang akan diluncurkan, pahami budaya suatu daerah.
“kita lihat lagi budayanya, miisal di Indonesia, kebanyakn muslim ya mau tidak mau produk harus halal, disamping nama brand juga penting,” katanya.
Senada, Renaldi Gondosubroto, penemu Gres Envimo mengungkapkan, inovasi bukan saja menciptakan barang baru, namun melakukan perubahan agar barang yang telah ada menjadi lebih berkembang.
“Menjadi seorang innovator janganlah segan untuk menuangkan ide ide, meluangkan waktu untuk terus melakukan research dan eksperimen serta rajin bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman.” Pungkasnya.
Setelah even yang sama di UGM dan IPB, Kino juga mengadakan talkshow di Universitas Satyawacana (23 Maret), dan Universitas Atmajaya (14 Maret). (adun)