LEMBANG | BBCOM | Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, kab. Bandung Barat yang meskipun lokasinya berada di ujung paling timur berbatasan dengan Kab. Subang dan kab. Bandung dan cukup jauh dari pusat kota Lembang, namun berdasarkan pantauan Bandung Berita, desa ini memiliki cukup fasilitas yang dibutuhkan masyarakat.
Hal itu, tidaklah telepas dari program kerja yang digulirkan pemerintah desa terutama yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat. “ketiga hal itu menjadi prioritas karena terkait dengan peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM)”, kata kepala Desa Cibodas Dindin Sukaya di ruang kerjanya belum lama ini.
Dibidang pendidikan, Desa Cibodas sudah memilikipendidikan dari mulai pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Bahkan ada yang sudah bertaraf internasional yakni pendidikan yang dikelola Yayasan Nurul Fikri. Selain pendidikan formal terdapat juga pendidikan non formal. “Dalam pengembangan pendidikan ini, banyak mendapat bantuan CSR dari beberapa perusahaan BUMN”.
Dindin menambahkan, di desa Cibodas ada juga P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya) dan ada smart farming. Hal ini diarahkan untuk memberikan pelatihan dan menjadi tempat inovasi pertanian termasuk untuk kalangan milenial. “Bahkan smart farming sudah mengaplikasikan digitalisasi”.
Di bidang kesehatan, tambahnya, yang menjadi prioritas adalah menekan dan mencegah kondisi stunting. Bentuk kegiatannya adalah pemberian gizi untuk baduta (bawah dua tahun) dan membina kader kader stunting agar bisa bergerak cepat untuk menangani kondisi jika ada indikasi stunting.
“Masih berkaitan dengan kesehatan, Desa Cibodas sudah memiliki 3 unit ambulance ditambah yang ada di puskesmas 2 unit, sehingga ada 5 unit ambulance yang setiap waktu akan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal. Unit Unit mobil ini juga merupakan sumbangan CSR”.
Pada kesempatan itu, Dindin mengatakan bahwa Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang tidak memiliki tanah carik. “Sehingga untuk sumber Pendapatan Asli Desa (PAD), dirinya mengembangkan BUMDES, yang disatu sisi bisa menjadi sumber PAD, dan disisi lain bermanfaat bagi masyarakat”.
Sebagai wilayah desa yang berada di kawasan yang umumnya berorientasi dalam pengembangan sektor usaha pertanian sayuran, desa Cibodas juga melakukan pengembangan dan inovasi di bidang pertanian. “Saat ini ada sekitar 40 item jenis sayuran yang dikembangkan masyarakat. Salah satu yang menjadi unggulan adalah pengembangan horenso yaitu bayem Jepang yang kurun waktu dari masa tanam ke masa panen hanya memerlukan waktu satu bulan. Dengan demikian jangka waktu perolehan nilai ekonomisnya bagi masyarakat tidak memerlukan waktu lama. Hal ini jelas menguntungkan bagi masyarakat tani di desa Cibodas. Bahkan pola pertanian di Desa Cibodas sering dijadikan studi banding oleh beberapa propinsi yang sengaja datang ke desa ini”.
“Mengingat desa Cibodas merupakan wilayah penghasil sayuran, maka di Desa Cibodas ada 8 lokasi pengemasan yang kesemuanya dilakukan oleh masyarakat setempat. Dengan demikian, hal ini bisa mencegah terjadinya urbanisasi karena tidak sedikit anggota masyarakat yang bekerja di tempat pengemasan dan memperoleh penghasilan. Ke depan, di desa ini akan dibangun sentra produk sayuran segar, dan saat ini sedang dalam rintisan. ”.
Prestasi lainnya yang diraih oleh desa Cibodas adalah Kampung KB terbaik pada yahun 2022. “pengertian KB disini diartikan Keluarga Berkualitas tidak hanya menunda kehamilan, tetapi juga memperhatikan kesehatan bayi, dan yang lebih penting adalah berkaitan dengan kualitas perkonomian keluarga”. Pungkas Dindin. (teddy)