Pembangunan Kampus UIII Akan Segera Dimulai Tahun Ini

BANDUNG BBCom— Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Sekda Jabar), Iwa Karniwa, membeberkan Progres Pembangunan Universitas Islam lnternasional Indonesia (UIII), di Ruang Kerjanya, di Gedung Sate Bandung, Selasa (12/03/19).

Menurutnya, pihaknya telah membentuk Tim Terpadu Penanggulangan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pambangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), dan saat ini terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak demi percepatan pembangunan.

Lanjut Iwa, tim ini diantaranya telah melakukan pendataan bidang garapan/ penggarap untuk pembangunan kampus Tahap I sejumlah 366 penggarap. “Tim Terpadu juga telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP)/Tim Apraisal untuk menghitung besaran dana santunan bagi penggarap yang memenuhi syarat,” kata Iwa.

Kemudian, lanjut dia, hasil penilaian KJPP diserahkan kepada Ketua Tim Terpadu untuk dilakukan pembahasan guna menyiapkan rekomendasi kepada Gubernur Jabar, sebelum ditetapkan oleh Gubemur melalui SK Daftar Penerima Dana Santunan. Lalu Kementerian Agama segera melaksanakan pembayaran dan santunan kepada warga yang berhak menerima sesuai SK Gubernur.

Adapun proses pendataan Ianjutan untuk penggarap/penghuni lahan secara keseluruhan tetap dilakukan oleh Lurah Cisalak dan Camat Sukmajaya, sampai proses penertiban lahan selesai sekitar Juli 2019.

Terkait Pembangunan Gedung Kampus UIII Tahap 1 (2018- 2020), pembangunan telah dilakukan sejak awal November 2018, dan terbagi dalam 3 paket.

Pada Paket 1, pembangunan diantaranya mencangkup gadung rektorat, gedung fakultas 1, dan kawasan 3 pilar.

Paket 2, yaitu pembangunan lima unit rumah dosen, asrama mahasiswa, dan renovasi Gedung MEP (exs RRI). Adapun Paket 3 yaitu pembangunan pagar keliling dan infrastruktur kawasan kampus Tahap I.

Terkait anggaran, Iwa menyebut pembangunan fisik Tahap I memakai 2 anggaran, yaitu tahun 2018 memakai dana Badan Anggaran Bendahara Umum Negara (BABUN), dari alokasi anggaran sebesar Rp584 milyar, dengan realisasi hanya Rp110 milyar. Pun untuk tahun 2019 – 2020 memakai dana DIPA Kementerian Agama sebesar Rp507 milyar.

Sementara itu, tetah dialokasikan dana dalam DIPA Kementerian PUPR Tahun Anggaran 2019 untuk pembangunan Kampus sebesar Rp820.255.968.000 dengan rincian pemanfaatan untuk pembangunan Masjid Kampus Rp87.036.907.000, pembangunan Perpustakaan Rp187.453.074.000, pembangunan Asrama Mahasiswa Rp117.142.624.000.

“Namun diperlukan arahan Wakil Presiden kepada Menteri PUPR agar DIPA dapat dilaksanakan, serta koordinasi dengan Menteri Agama,” Ujar Iwa.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan kepastian Pembangunan Tahap I Kampus UIII di Cimanggis, Kota Depok  dimulai tahun ini. didapat setelah dirinya rapat bersama Wakil Presiden RI serta berbagai pihak terkait lainnya tentang perkembangan pembangunan Kampus UIII di Kantor Wakil Presiden RI pada Selasa (4/3/19) minggu lalu.

“Tahun ini sudah dimulai proses (pembangunan) Tahap I, tahap berikutnya nanti kombinasi APBN dan rencana saya yang ke Timur Tengah ini untuk meminta (dana bantuan),” kata Emil.

“Saya mendapat perintah dari Pak Wapres untuk mencari donor-donor pembangunan untuk UIII. Dana dari APBN baru sepertiganya, dua pertiganya diharapkan — misalkan gedung satu dari negara ini, karena ini sifatnya internasional,” ujar Emil.

Untuk itu, Emil beserta rombongan bertolak dari tanah air pada Rabu, 5 Maret 2019, untuk melakukan lawatan luar negeri selama seminggu ke tiga negara di Timur Tengah, yakni Al Jazair, Uni Emirat Arab, dan Maroko. Dalam rangkaian kunjungan kerjanya itu dia pun menggunakan kesempatan tersebut untuk meminta bantuan dana untuk pembangunan Kampus UIII tersebut.

Kampus UIII ini diharapkan bisa menjadi pusat kajian atau penelitian peradaban Islam tingkat dunia yang ada di Indonesia. Terlebih Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Selain itu, kampus ini juga diharapkan bisa menjadi pusat peradaban Islam, pusat kajian strategis Islam, pusat studi kawasan Islam, serta museum seni dan budaya Islam yang akan menjadi pusat artefak dan manuscript Islam di Indonesia.

“Kemudian ini cita-citanya adalah agar orang-orang luar negeri, internasional, suatu hari nanti bisa juga belajar di Jawa Barat dan di Indonesia. Tentunya kita butuh sebuah tempat yang standarnya internasional,” ungkap Emil.

“Kalau lancar tahap satu, tahun depan sudah menerima siswa dari internasional untuk S-2 dan S-3 saja, jadi belum ada sarjana (S-1),” sambungnya.

Kampus UIII akan dibangun di atas lahan seluas 142,5 hektar. Dimana 30% lahan akan diisi bangunan dan 70% lainnya adalah lahan hijau untuk perlindungan flora dan fauna ramah lingkungan, sehingga akan menjadi tempat rekreasi bagi warga kampus dan warga sekitarnya.

Kampus ini akan memiliki tujuh fakultas, yaitu: Fakultas Kajian Islam, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Humaniora, Fakultas Ekonomi Islam, Fakultas Science dan Teknologi, Fakultas Pendidikan, serta Fakultas Arsitektur dan Seni. Tahun pertama UIII akan membuka tiga program studi, yaitu Islamic Studies, Political Science, dan Education.

Pembangunan Kampus UIII sudah dicanangkan Presiden Jokowi sejak dua tahun lalu melalui Perpres Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia. Komitmen ini diperkuat ini dengan status PTNBH yang akan langsung disematkan pada UIII. Selain itu, proyek kampus ini menjadi satu-satunya pembangunan kampus yang masuk dalam program Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang pendidikan. (hms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *