Masyarakat  Jangan Panik Menyikapi Kenaikan Harga

BANDUNG BBCom- Menanggapi pemberitaan di media massa terkait kenaikan harga sembako, terutama daging sapi, Komisi II sebagaimana yang diungkapkan Abdul Hadi Wijaya meminta semua pihak terutama media massa bisa  turut menjaga kondisi dan tidak membuat panik masyarakat.

DPRD jabar“Pemberitaan di media terkait kenaikan harga tentunya akan berpengaruh secara psikologis terhadap stabilitas harga. Tentunya masyarakat pun diharapkan tidak panik menyikapi kenaikan harga saat ini.”

Hadi optimis pemerintah bisa mengatasi masalah ini, terutama karena menurutnya pihak Kementan didukung oleh Pemprov Jabar berkomitmen untuk memutus rantai perdagangan yang ada di hulu ke hilir yang selama ini mengakibatkan kenaikan harga sembako.

“Dengan putusnya rantai ini, kami mengharapkan disparitas harga di pasar tidak terlalu jauh berbeda.”

Sebagaimana diketahui menjelang bulan ramadhan, Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan pemantauan harga-harga sembako di pasar di Jawa Barat.

Pada pemantauan di Pasar Tanjungsari Kab. Sumedang  Komisi II dipimpin Abdul Hadi Wijaya  mengemukakan Pemprov Jabar awal ramadhan ini akan melakukan operasi pasar, dan apa yang dilakukan pemprov didukung oleh DPRD dengan memberi masukan berdasarkan pemantauan di lapangan yang akan dilakukan oleh komisi.

“ Kami mendukunng apa yang akan dilakukan pemprov dan kami juga siap memberikan masukan.”

Agus Welliyanto menambahkan Komisi II melihat langsung kondisi pasar terutama menjelang lebaran untuk melihat kondisi harga terakhir bahan sembako yang diperkirakan akan mengalami kenaikan.

“Di dinas pemprov ada anggaran sebesar 15 milyar untuk melakukan operasi pasar, dan kami tentunya perlu melakukan pengawasan sesuai fungsi kami,” lanjut Agus.

Menanggapi apa yang disampaikan Komisi II, Wawan Warsita, Koordinator Pasar Tanjungsari dari Disindag Kab. Sumedang menyampaikan apresiasi atas pemantauan yang dilakukan Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat.

“Sejauh ini harga-harga masih terkendali, daging sapi lokal kelas satu berkisar antara Rp. 105 sampai 110 ribu. Awal bulan lalu memang masih 95 ribu dan ada kemungkinan menjelang lebaran bisa naik lebih dari Rp. 115 ribu,” demikian jelas Wawan.

Menurut Agus, saat ini perbedaan harga daging sapi  di pasaran masih dalam taraf normal, apalagi menurutnya konsumen lebih suka dengan daging lokal ketimbang impor.

Pasa kesempatan yang sama, Dadang Kurniawan juga dari Komisi II memandang perlunya Komisi II  melakukan pengawasan serta memantau harga di pasar induk.

“ Biasanya harga berpatokan dengan harga di pasar induk. Kalau di pasar induk naik maka harga di pasaran pun akan mengalami kenaikan. (dp)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *