KIS Usulkan Perda Kebudayaan Sunda di Sektor Pariwisata

BANDUNG BB.Com-DPRD Provinsi Jawa Barat mengapresiasi upaya pelestarian kebudayaan sunda yang digagas anak bangsa melalui pakaian khas adat Sunda dan kebudayaan Sunda lainnya. Upaya pelestarian ini perlu didukung oleh semua pihak baik lingkungan pemerintah maupun masyarakatnya.

Ketua DPRD Jabar, Ineu Purwadewi Sundari mengatakan, kekayaan budaya Sunda bukan hanya dari seni belaka. Tetapi dari hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial, seperti pakaian adat atau anggoan.

“Keanekaragaman ini bagian dari budaya masyarakat Sunda di Jabar, perlu dukungan dari semua pihak tentunya,” ujar Ineu di ruang kerjanya, Jalan Diponegoro no. 27, Kota Bandung, Kamis (12/1/2017).

Dia menambahkan, berkaitan dengan usulan peraturan daerah tentang kebudayaan atau kekayaan seni budaya sunda di sektor pariwisata, Ineu menyambut positif sebagai upaya  menarik wisatawan yang berkunjung ke Jabar. Selain itu juga untuk mengenalkan seni dan kebudayaan Jabar ke seluruh lapisan masyarakat. Namun, untuk membentuk kebijakan harus melalui mekanisme yang benar, serta pengkajian secara menyeluruh.

“Kecirikhasan ini harus menjadi simbol bagi Jabar, sehingga menjadi bagian dari daya tarik sektor wisata terlebih dengan adanya peraturan khusus. Yang pasti dewan mendukung untuk dibuatkan perda tentang kebudayaan Sunda ini,” katanya.

Ketua Komunitas Iket Sunda (KIS) yang diinisiasi Agus Roche Effendi menuturkan, bahwa yang menginisiasi pakaian adat Sunda digunakan di lingkungan pemerintah di hari tematik itu merupakan kepedulian  pemerintah terhadap budaya Sunda.

“Pionirnya kan dari kita (Sunda-red), misalnya penggunaan rebo nyunda atau diwajibkan menggunakan iket,”  ujar Agus.

Iket sunda yang dikatakan sudah digunakan sejak masa sebelum penjajahan ini, dinilai oleh Agus Roche mulai meningkat penggunaannya.

Komunitas yang bergerak di bidang kesenian seperti angklung dan karinding, mulai tampil dengan menggunakan iket Sunda untuk menunjukkan budaya Sunda.

Iket Sunda seperti sudah menjadi identitas budaya. Namun, Agus Roche ingin menjadikan iket Sunda ini tidak hanya sebagai identitas budaya tetapi juga tren di masyarakat.

“Dengan latar saya yang dari desain, saya mencoba untuk memberi varian dan mengangkat iket Sunda ini menjadi tren fashion,” tutur Agus Roche.

Dalam komunitas ini, Agus Roche dan rekan-rekannya mencoba untuk membuat iket Sunda yang langsung pakai. Dia memodifikasi iket Sunda sehingga dapat langsung dipakai.

Agus Roche mengatakan bahwa hal yang paling fenomenal adalah ketika Walikota Bandung, Ridwan Kamil, selain mencanangkan untuk berbahasa sunda juga menganjurkan pemakaian iket sunda di Rabu Nyunda.

Iket sunda sendiri memiliki nilai-nilai budi pekerti dan filosofi. Agus Roche mengharapkan, orang yang menggunakan iket sunda juga mengetahui makna terkandung di dalamnya.

“Sayang kan kalau orang yang pakai iket sunda tapi tidak tahu tentang apa makna dari iket tersebut,” jelas Agus Roche.

Agus Roche beserta rekan-rekannya di komunitas sudah mulai bergerak masuk ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan iket sunda.

“Uniknya setelah kami mengajarkan anak-anak di sekolahannya tentang iket sunda, ternyata mereka di rumah juga mengajarkan pada anggota keluarganya,” terang Agus Roche.

Komunitas ini tidak menuntut orang-orang di dalamnya untuk paham tentang nilai-nilai filosofi yang ada pada iket sunda.

“Kalau orang mau pakai iket sunda ya pakai dulu saja, nanti seiring berjalannya waktu dipahami makna dari iket sunda itu,” tukas Agus Roche. (**)


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *