Jenderal TNI Gatot Nurmantyo: Calon Pemimpin TNI Perlu Melawan Segala Jenis Perang

BANDUNG BB.Com– Beberapa pengalaman dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik kondisi dalam negeri maupun kondisi luar negeri, semuanya perlu kepedulian para calon pemimpin TNI dan bangsa Indonesia untuk melawan segala jenis perang.

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, saat memberikan  pembekalan kepada para calon perwira siswa Sesko TNI dan Pasis Sesko Angkatan, yang berjumlah 676 orang, terdiri atas Calon Perwira Siswa Dikreg XLIV Sesko TNI berjumlah 177 orang, Seskoad 272 orang, Seskoal 122 orang, Seskoau 100 orang, Polri 5 0rang, serta para Pati, dosen, dan Patun sebanyak 71 orang. Pembekalan diberikan di Gedung Grha Widya Adibrata Sesko TNI, Bandung, Senin (3/4).

“Oleh sebab itu, kurikulum pendidikan Sesko TNI harus disesuaikan dengan lingkup tantangan ke depan. Tidak hanya yang kita pelajari ilmu perang dalam militer, namun perang kali ini perang dalam berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan sosial budaya,” kata Panglima TNI.

Sebelum pembekalan, Panglima TNI beserta rombongan disambut Komandan Sesko TNI, Mayor Jenderal TNI (Mar) R.M. Trusono, S.Mn., di Mako Sesko TNI.

Panglima TNI dalam pembekalannya mengambil Teori Malthus 1798, bahwa jumlah penduduk meningkat seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan makanan meningkat seperti deret hitung. Belajar dari pengalaman yang terjadi pada tahun 1998 tersebut,  jumlah penduduk terus bertambah semakin cepat, sehingga pada tahun  2011 penduduk Indonesia menginjak pada jumlah 8 miliar. Sedangkan kapasitas bumi hanya sekitar 3-4 m, dampak dari populasi penduduk yang semakin padat, setiap hari orang meninggal  kurang lebih 41.095 anak/15 juta setahun yang disebabkan kemiskinan, kelaparan, dan kesehatan buruk.

Perkembangan dari teori Malthus tersebut akan dihadapkan pada berbagai ancaman terhadap dunia, khususnya bangsa Indonesia. Energi fosil akan habis pada tahun 2043 dan jumlah penduduk akan menginjak 12,3 miliar.

“Negara Indonesia salah satu negara equator yang berada di wilayah Asia akan menjadi sasaran penduduk dunia yang berada di wilayah non equator,” ujarnya.

Berdasarkan Peak Oil Theory, kata Panglima TNI, turunnya produksi minyak bumi sehingga mengubah secara drastis gaya hidup, model bisnis online akibatnya krisis ekonomi, depresi ekonomi, dan meningkatnya kejahatan (konflik).

“Selanjutnya kalian akan merasakan hal tersebut, sehingga perlu disadari dan diantisipasi gejolak perkembangan akibat habisnya energi hayati dan hanya dapat tergantikan dengan non hayati,” tegasnya.

Di akhir pembekalan, Panglima TNI memberikan beberapa penekanan untuk dipedomani dan dilaksanakan. Pertama, tantangan ke depan makin kompleks. Bekali diri dengan  berbagai ilmu dan pengetahuan, bukan hanya ilmu militer dan pertahanan. Ke dua,  berpikirlah inovatif dan kreatif untuk menciptakan solusi yang  tepat untuk  meningkatkan kesejahteraan prajurit dan  menjaga kedaulatan NKRI. Ke tiga,  jadikan sesko TNI dan  Sesko Angkatan sebagai tempat belajar bekerja sama dan berkolaborasi, bukan sekadar kompetisi.

Hadir dalam acara tersebut, Kasad, Kasal, Komandan Sesko TNI, Komandan Sesko Angkatan, Wadan Sesko TNI, dan  para pejabat TNI dan Polri. (**)


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *