BANDUNG | BBCOM | Beberapa tahun lagi, Indonesia akan mendapat bonus demografi. Dititik ini, populasi penduduk akan didominasi usia produktif. Persaingan dunia kerja semakin kompetitif ditengah Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang melimpah.
Tentunya pemerintah sudah menyiapkan kondisi demografis tersebut dengan berbagai upaya. Hingga bonus demografi yang akan datang tidak berubah menjadi bencana demografi.
Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia adalah salah satu regulasi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo waktu itu.
Melalui Inpres tersebut, Menegaskan Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun SDM Indonesia.
Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) seakan spesifik ‘dilahirkan’ untuk memiliki SDM yang mampu berdaya saing dan mampu menyerap lapangan kerja.
Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dinas Pendidikan Jawa Barat ( Disdik Jabar) sejak jauh hari telah melakukan berbagai langkah inovasi, terobosan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan disekolah. Khususnya di tingkat SMA, SMK dan SLB.
Layanan pendidikan disekolah tingkat menengah di Jabar sekarang mengalami kemajuan pesat. Sekolah menengah khususnya negeri sudah mulai digratiskan dalam dua tahun terakhir. Tidak ada SPP, DSP ataupun pungutan lainnya.
Akses layanan pendidikan mulai menjangkau masyarakat di pelosok kota /kabupaten di Jabar dengan adanya Pembangunan Unit – Unit Sekolah Baru tingkat menengah. Ditunjang kelengkapan Sarana-prasarana di tiap-tiap satuan pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyu Mijaya melalui Kabid PSMK Disdik Jabar H. Edy Purwanto saat menerima bandungberita.com diruang kerjanya mengatakan bahwa jumlah pengangguran usia produktif di Jabar memang sangat tinggi jumlahnya. Harusnya ada terobosan dan program yang berani dalam meningkatkan kualitas SDM terutama lulusan sekolah menengah kejuruan.
“Peta jalan SMK dan implementasinya adalah wujud nyata di Jawa Barat untuk pendidikan vokasi. Program – program peningkatan kualitas guru sesuai kompetensi.
Penyiapan sekolah wirausaha, kurikulum industri, kerjasama dengan berbagai industri diharapkan dapat mencetak SDM lulusan yang unggul demi mewujudkan Jabar Juara lahir dan batin dengan inovasi dan kolaborasi.” Ujar Edy Purwanto.
Adapun berdasarkan data yang didapat, Disdik Jabar telah merilis daftar SMK negeri maupun swasta yang akan diusulkan memperoleh Bantuan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) ke Kementerian pendidikan dan kebudayaan RI Tahun Anggaran 2024.
Seluruhnya ada 50 SMK tersebar di kab /kota se Jabar, yang terdiri dari pembangunan fisik baik berupa Ruang Kelas Baru ( RKB ), Laboratorium , maupun rehab berat.
Mengenai kegiatan DAK di SMK, Edy menambahkan bahwa alokasi anggaran pusat tersebut salah satu instrumen pendanaan pusat terhadap pendidikan yang sangat diperlukan sekolah -sekolah guna meningkatkan layanan sarana pendidikan.
“Seperti tahun ini, semua dana baik DAK, BOS dan lainnya ditransfer langsung dari pusat ke rekening sekolah. Sehingga efesien dan akuntabel.
Khusus DAK fisik pelaksanaannya Swakelola oleh panitia yang dibentuk satuan pendidikan, jadi dapat menggerakkan ekonomi dan potensi yang ada dilingkungan sekolah didaerahnya masing-masing.” Pungkas Pak Edy Pur sapaan akrab dilingkungan Disdik Jabar. (Elvinyos)