Di Hadapan Bupati OKI Napi Terorisme Ikrar Setia NKRI

KAYUAGUNG BBCom-Pengucapan ikrar setia kepada Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dilakukan dua orang mantan kombatan dan narapidana (napi) terorisme,  Herly Isfranko alias Hamzah alias Frans dan Edi Santoso alias Sukri alias Mas Lampung di hadapan Bupati OKI, H. Iskandar, SE bersama undangan lainnya pada peringatan HUT ke 73 Republik Indonesia di Lapas Kelas III, Kayuagung, OKI, Jumat (17/8).

Dengan suara bergetar lantang, Edi Santoso bekas anggota jaringan Santoso di Poso Sulawesi Selatan membacakan ikrar yang berbunyi :

Kami cinta Indonesia
Kami cinta perdamaian
Hidup Indonesia !!

“Dahulu tidak percaya pemerintah, tidak cinta NKRI akan tetapi sekarang kami ingin membangun negara ini bersama-sama,” ucap pria yang malang melintang di Poso seusai membacakan ikrar.

Kepala Lapas Kelas III A Kayuagung, Hamdi Hasibuan S.T., S.H., M.Hum, mengatakan, Sejak menerima napiter pihaknya terus melakukan pendekatan persuasif agar keduanya dapat terbuka menerima segala kegiatan pembinaan yang di gelar di lapas seperti pembinaan kerohanian membaca Al-Qur’an dan salat serta kegiatan lainnya.

“Sepertinya sudah ada perubahan sikap napiter yang awalnya tidak mau mengikuti salat jumat berjamaah di masjid sekarang sudah mau. Alhamdulillah selama ini tidak pernah terjadi bentrok antara napi dengan petugas maupun napi dengan napi lainnya,”jelasnya.

Dia berharap, agar ada perubahan besar saat napiter keluar dari lapas sehingga dapat diterima keluarga dan masyarakat.

Menurut dia, Napiter atas nama Herli divonis enam tahun. Sedangkan Edi divonis delapan tahun penjara.

“Untuk narapidana lain penjagaanya sesuai dengan aturan yang berlaku,”ucapnya.

Pada HUT RI tahun ini lanjut Hamdi sebanyak 409 narapidana yang mendapat remisi. Dari jumlah tersebut 15 napi mendapat remisi bebas dan 387 napi lainnya mendapat remisi bervariasi mulai dari 1 bulan hingga 6 bulan.

Sementara itu Bupati OKI, H Iskandar SE mengungkapkan, hari kemerdekaan merupakan momentum hakiki bagi para Napi untuk menjadi manusia yang merdeka, meskipun tidak bisa bebas seperti masyarakat diluar.

“Banyak pembinaan yang didapatkan napi agar membuat mereka lebih baik lagi,” imbuhnya.

Dirinya berpesan kepada semua napi untuk memanfaatkan waktu sebaiknya selama dalam masa pembinaan.Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan dengan membuat keterampilan. (hms/erpani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *