Bandung, BB.Com. DUNIA Pariwisata sekarang ini, memang sedang “diatas ngin”. Bandung salasatunya sekarang ini, terus-terusan menjadi “incaran” para turis baik asing maupun domestik.
“Bandung ini memang mempunyai daya tarik tersendiri. Bahkan saya mengistilahkan “kota magic”. Istilah “magic” disini, artinya segala sesuatunya mempunyai “daya tarik” tersendiri mendengar atau membaca nama Bandung,” kata Jack Febrian Rudi “inisiator” terbentuknya ITJA (Indonesian Tourism Journalist Association).
Makanya untuk menguatkan dan bersinergi dengan pelaku usaha pariwisata, sejumlah awak media berkumpul di Hotel Grand Pasundan Bandung, Rabu (18/1).
Dalam pertemuan selama dua jam tersebut, tercetus pembentukan wadah wartawan yang “konsen” dengan dunia pariwisata.
Jack Febrian Rudi, salah seorang “inisiator” mengungkapkan. Dibentuknya wadah yang bernama ITJA ini. Tentu saja tujuannya untuk menghimpun awak media yang “konsen” terhadap dunia pariwisata yang dirasa sangat perlu. Dan hal ini dinilai masih banyak luput dari perhatian pers.
“Pariwisata, ruang lingkupnya tidak hanya berbicara lokal saja, namun harus secara Global. Dengan adanya organisasi ini, kedepan akan banyak event-event pariwisata, tentunya akan lebih memudahkan. Artinya pelaku usaha wisata tidak perlu bingung lagi kemana dan siapa yang akan meliput, karena yang saya tahu pelaku wisata selama ini sulit mengakses ke media,” ungkap Jack yang juga GM Jack Tour & Travel saat pertemuan dengan para insan pers dari berbagai media Bandung.
Karena itu, tambah Jack, dirinya dan beberapa organisasi pariwisata, merasa terpanggil agar dunia pariwisata bisa lebih menggema lagi gaungnya.
“Karena itu memang dengan persetujuan rekan-rekan semua. Kita bentuk Indonesian Tourism Journalist Association (ITJA).
Pengurusnya dari orang-orang profesional yang bergerak di bidang pariwisata, sementara anggotanya kawan-kawan semua,” tambah Jack seraya mengatakan saat even Bandung Award 2017 nanti, ITJA akan dideklarasikan.
Setelah terbentuk, ITJA telah menyiapkan program jangka pendek, menengah dan panjang, salah satunya melihat secara langsung potensi pariwisata di Jabar yang belum ter-ekspose media. (Herry Kasep).
Komentar