JABAR BBCom- Dalam rangka menjaga keragaman populasi burung liar, Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz), mengajak kepada para komunitas pecinta burung, untuk bersama-sama mengampanyekan gerakan penyelamatan burung-burung liar di Jabar dari ancaman kepunahan.
“Burung boleh dipelihara, diikutsertakan dalam kontes, bahkan dijadikan komoditas bisnis, selama bukan termasuk spesies langka yang dilindungi,” kata Wagub Demiz, pada Rakor Forum Pelestari dan Peduli Burung-Burung Liar, dan Kampanye Penglepasan Burung Liar di Tahura Dago Pakar, Selasa (25/7).
Untuk itu, yang harus dikedepankan oleh komunitas, kata Deddy, terutama Forum Pelestari dan Peduli Burung-Burung Liar di Jabar, adalah mendorong, mengarahkan, dan melakukan pembinaan terhadap para pecinta burung, sehingga timbul kesadaran dan kemauan untuk menjadi bagian dari upaya pelestarian burung-burung liar di Jabar, terutama yang termasuk 382 spesies burung yang dilindungi.
Pada saat yang sama, alternatif yang dapat dikembangkan oleh komunitas untuk mengurangi perburuan burung liar ilegal adalah melalui aktivitas penangkaran, sehingga aktivitas perdagangan burung yang berasal dari tangkapan hutan dapat dihentikan, atau setidaknya dikurangi.
Selain itu, lanjut Deddy, sebagai wujud kecintaan lingkungan, hasil penangkaran harus ada yang dilepasliakan ke alam bebas, sehingga dapat meningkatkan populasi burung di ekosistem liar.
“Tingkatkan pula gerakan penanaman pohon pakan burung untuk menambah ketersediaan pakan sekaligus dapat memperbaiki habitat alami, sehingga burung-burung liar memiliki tempat tinggal alami yang mendukung perkembangbiakannya dengan baik,” sambungnya.
Indonesia dikenal sebagai ‘Mega Bird Diversity,’ karena memiliki tidak kurang dari 1.500 jenis spesies burung dari 10.000 jenis burung di dunia, atau menempati peringkat kelima terbesar di dunia.
Tetapi keberadaan burung-burung liar di Indonesia semakin terdesak oleh aktivitas manusia. Tidak kurang dari 100 jenis burung dalam kondisi kritis, genting, dan rentan punah, bahkan Indonesia juga disebut salah satu negara yang ancaman kepunahannya tertinggi di dunia, sehingga masuk daftar merah International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).
Atas latar belakang tersebut, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jabar, Budi Susatijo, mengatakan pihaknya terus mengampanyekan pelestarian burung liar di Jabar. Pun kampanye disosialisasikan terhadap para pedagang, dan penangkar.
Budi mengatakan, Dishut Jabar juga mengajak masyarakat untuk menanam pohon pakan burung.
Kegiatan pelepasan burung liar, yang dilakukan Dishut Jabar, merupakan bagian dari upaya pelestarian satwa yang di antaranya terancam kepunahan.
“Termasuk burung-burung endemis yang beberapa di antaranya juga terancam karena diburu dan habitatnya dirusak,” ujar Budi.
Jenis-jenis yang dilepas, di antaranya cicak daun, jalak, kutilang, toet, dan merpati. Ada juga jalak kebo, anis cacing, jogjong, peking, tikukur.
“Ada 550 ekor burung liar yang dikembalikan ke habitatnya di alam bebas. 25 ekor di antaranya sumbangan dari pusat penangkaran burung di Kabupaten Bogor,” sebutnya. (hms)