KUNINGAN BB – Saat rencana pembelajaran disusun, muncul rasa pesimis siswa dapat mengikuti karena sepertinya proses pembelajaran itu terlalu berat bagi siswa. Siswa dituntut untuk mampu merancang sebuah proyek kegiatan dan membuat pelaporannya secara tertulis. Ternyata mereka bisa. Setiap kelompok siswa membuat rencana pengecatan ruang kelas. Mereka menggunakan operasi Matematika tentang ruang bangun, perbandingan, luas bangun datar, aritmatika sosial, dan konsep matematika lain yang relevan dengan proyek. Mereka juga berhasil menulis laporan proyek yang cukup rinci, sistematis, dan terstruktur dengan mutu isi sesuai tingkat kelasnya. Alhasil, proses pembelajaran itu telah berhasil memfasilitasi siswa menggali potensinya.
Demikian disampaikan oleh Endah Farida Ariani, guru Matematika SMPN 2 Cilimus, usai melakukan praktik mengajar di MTs Sangkahurip, Cilimus, Kuningan, Jumat (20/5). Praktik mengajar ini merupakan sesi praktik dari pelatihan guru SMP/MTs tingkat Kabupaten Kuningan di Hotel Montana, Cilimus, Kuningan. Pelatihan diselenggarakan oleh badan pembangunan internasional USAID dalam rangka implementasi program PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunity for Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students). Pelatihan yang merupakan kerjasama USAID PRIORITAS dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan ini berlangsung selama tiga hari (18-20/5) dan diikuti oleh enam puluh empat orang guru dari 8 SMP/MTs mitra USAID PRIORITAS di Kuningan. Pada sesi praktik hari ketiga, semua peserta pelatihan melakukan praktik pembelajaran di SMPN 1 Cilimus dan MTs Sangkahurip pada mata pelajaran asuhan masing-masing.
Momon Sukiman, kepala SMPN 1 Cilimus, mengaku senang sekolahnya menjadi ajang praktik mengajar peserta pelatihan USAID PRIORITAS. Kepala sekolah yang baru sebulan menjabat di SMPN 1 Cilimus ini menaruh apresiasi pada program USAID PRIORITAS, sambal berharap para guru terus konsisten menerapkan model pembelajaran dalam proses pembelajaran sehari-hari. “Saya tidak ingin guru menerapkan model ini hanya pada saat pelatihan,” harapnya. Momon pun kemudian berniat menggunakan wahana MGMP sekolah untuk memungkinkan guru tetap konsisten dengan pendekatan USAID dan menularkannya kepada guru lain yang tidak mengikuti pelatihan.
Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat Erna Irnawati menyebut pelatihan paket tiga berfokus pada literasi, yakni kemampuan membaca dan menulis yang pada akhirnya akan menghasilkan karya siswa orisinal. Guru didorong untuk lebih kreatif sehingga strategi pembelajaran lebih bervariasi untuk memberi kesempatan siswa membaca dalam proses pembelajaran dan lebih intensif memeriksa pemahaman murid dalam membaca. “Siswa kemudian didorong untuk mampu menulis dengan pikiran sendiri dan melahirkan karya tulis yang panjang, teliti, dan menarik,” ujar Erna. Selama tiga hari, menurut Erna, peserta berlatih melakukan penilaian autentik, mengembangkan matematika dalam kehidupan, mendorong keterampilan informasi (Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS), mengembangkan membaca ekstensif (Bahasa Inggris), dan portofolio. [DS]