Ajak Siswa Berfikir Kritis Melalui Percobaan Penjernihan Air

KUNINGAN BBCom– Saat rencana pelaksanaan pembelajaran disusun, guru harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa rencana pembelajaran yang disusun sesuai dengan kompetensi peserta didik. Karena siswa dituntut untuk mampu mencoba percobaan penjernihan air pada mata pelajaran IPA, sekaligus membuat pelaporannya secara tertulis. Ternyata mereka bisa. Setiap kelompok siswa yang terdiri tiga orang membuat tiga botol penjernih air. Mereka menggunakan botol bekas, arang, ijuk, pasir dan air yang keruh sebagai media penjernih air. Mereka juga berhasil menulis laporan penjernihan air yang cukup rinci, sistematis, dan terstruktur dengan mutu isi sesuai tingkat kelasnya. Alhasil, proses pembelajaran itu telah berhasil memfasilitasi siswa menggali potensinya.

BBComDemikian disampaikan oleh Engking Masduki, guru IPA SDN 5 Cilimus, usai melakukan praktik mengajar di SDN 1 Cilimus, Kuningan, Jumat (3/6). Praktik mengajar ini merupakan sesi praktik dari pelatihan modul 3 bagi guru SD/MI tingkat Kabupaten Kuningan di Hotel Montana, Sangkanurip Kuningan. Pelatihan diselenggarakan oleh badan pembangunan internasional USAID dalam rangka implementasi program PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunity for Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students). Pelatihan yang merupakan kerjasama USAID PRIORITAS dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan ini berlangsung selama tiga hari (1-3/6) dan diikuti oleh 68 orang guru dari 16 SD/MI mitra USAID PRIORITAS di Kuningan. Pada sesi praktik hari ketiga, semua peserta pelatihan melakukan praktik pembelajaran di SDN 1 Cilimus, SDN 2 Cilimus, SDN 4 Cilimus, SDN 3 Bojong dan SDN 4 Bojong sesuai dengan mata pelajaran asuhan masing-masing.

Nana Supriatna, kepala SDN 1 Cilimus, mengaku senang sekolahnya menjadi ajang praktik mengajar peserta pelatihan USAID PRIORITAS. Kepala sekolah yang baru delapan bulan menjabat di SDN 1 Cilimus ini menaruh apresiasi pada program USAID PRIORITAS, sekaligus berharap para guru terus konsisten menerapkan model pembelajaran dalam proses pembelajaran sehari-hari. “Saya tidak ingin guru menerapkan model ini hanya pada saat pelatihan,” harapnya. Nana pun kemudian berniat menggunakan wahana KKG tingkat sekolah untuk memungkinkan guru tetap konsisten dengan pendekatan USAID dan menularkannya kepada guru lain yang tidak mengikuti pelatihan.

Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat Erna Irnawati menyebut pelatihan paket tiga berfokus pada literasi, yakni kemampuan membaca dan menulis yang pada akhirnya akan menghasilkan karya siswa orisinal. Guru didorong untuk lebih kreatif sehingga strategi pembelajaran lebih bervariasi untuk memberi kesempatan siswa membaca dalam proses pembelajaran dan lebih intensif memeriksa pemahaman murid dalam membaca. “Siswa kemudian didorong untuk mampu menulis dengan pikiran sendiri dan melahirkan karya tulis yang panjang, teliti, dan menarik,” ujar Erna. Selama tiga hari, menurut Erna, peserta berlatih melakukan penilaian autentik, mengembangkan matematika dalam kehidupan, mendorong keterampilan informasi (Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS) dan portofolio.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, DR. Asep Taufik Rohman, M.Pd dalam sambutan pembukaan pelatihan, rabu (1/6), menyambut baik pelatihan modul 3 yang menitikberatkan pada literasi, ”saya tahu betul, literasi itu merupakan salah satu cara agar siswa mampu menguasai dunia membaca dan menulis, tanpa itu, manusia hanya tinggal nama, makanya saya mendukung agar literasi ini dikembangkan di sekolah-sekolah di Kuningan, apalagi Kabupaten Kuningan sudah menyatakan diri sebagai Kabupaten Pendidikan” pungkasnya. (ASB/BBCom)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *