BANDUNG | BBCOM | Kehadiran aplikasi Tunjangan Remunerasi Kinerja (TRK) dan Kinerja Mobile (K-Mob) yang diterapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat berjalan maksimal. Sebab, aplikasi tersebut dapat membantu membuat kinerja semua ASN terintegrasi antar daerah. Mulai dari kota/kabupaten, provinsi hingga pusat. Sehingga mampu meningkatkan kinerja aparatur sipil negara (ASN) menjadi lebih baik dalam mendukung pemerintahan.
Menurut Anggota Komisi 1 DPRD Provinsi Jawa Barat H. Mirza Agam Gumay, SM.Hk, kunci dalam penyelenggaraan pemerintahan dan majunya negara sebenarnya ada ditangan para ASN. Sehingga, dengan adanya sistem berbasis aplikasi itu semata-mata untuk meningkatkan kinerja para ASN di Jawa Barat.
“Kami Komisi 1 DPRD Jabar berharap persebaran ASN di Jawa Barat dapat merata dan sesuai dengan kemampuan tiap individu serta kebutuhan pemerintah daerah” Ujar H. Mirza Agam Gumay, SM.Hk (2/10/2021)

Aplikasi ini merupakan aplikasi real time dalam mengukur kinerja pegawai meliputi sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja yang disinkronkan dengan data presensi pegawai, data penyerapan anggaran dan data output kinerja pegawai yang tersedia. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 menjadi landasan bisnis proses aplikasi SKP Mobile yang di modifikasi sesuai kondisi, kebutuhan dan target kerja Instansi.
Dikatakannya, dalam konsep K-MOB ini ASN dituntun untuk mengisi absen dan mengisi SKP Pribadi melalui smartphone, selain itu hal baru dari K-MOB ini adalah kinerja pribadi yang mempengaruhi kinerja Instansi secara umum dalam hal point and coin.
Saya berharap hadirnya aplikasi tersebut tidak ada kendala bagi ASN yang sedang bertugas di luar kantor karena mereka (red-ASN) sering lupa mengisi daftar hadir dalam aplikasi tersebut. Sebab ini pernah terjadi pada ASN dalam lingkungan Sekretariat DPRD Jabar, dimana menurutnya mereka sudah melakukan tupoksi-nya dengan baik sebagai pelayanan kedewanan.
“Kebanyakan ASN di Setwan umumnya berfokus pada pelayanan kegiatan dewan, sementara mereka juga harus memenuhi TRK dan K-Mob. Ini menjadi kendala ketika tidak sesuai dengan sistem dari aplikasi tersebut. Padahal mereka juga sudah melaksanakan kinerja sesuai dengan kriteria dari sistem,” jelasnya.
Sistem SKP Online ini agar terus dikembangkan, sehingga para ASN bekerja lebih efektif serta penilaian kinerja akan didapat berdasarkan data yang lebih valid sesuai dengan menilai pencapaian karir ASN.
Dalam penekanannya ada tiga aspek yang menjadi penilaian karir ASN, aspek pertama adalah sasaran kinerja, yang kedua prilaku kinerja, dan yang ketiga adalah inovasi. Dengan inovasi itu lah yang bisa menjadikan ASN mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Jelasnya.
Penggunaan Aplikasi K-MOB juga dapat meningkatkan efesiensi anggaran karena dengan aplikasi K-MOB, kini tidak usah lagi menggunakan mesin finger print yang harganya jutaan rupiah. Sedangkan jumlah mesin finger print yang dibutuhkan cukup banyak dan mungkin mencapai nilai rupiah yang fantastis.
Dengan sistem yang dibangun seperti demikian diharapkan menjadi pemicu untuk ASN dalam berkinerja lebih baik dan juga ASN akan lebih bisa dihargai dalam setiap karya dan kinerja yang dihasilkannya. Semoga kedapan dengan K-MOB ini bisa membawa ASN lebih Profesional dan mewujudkan Jabar Juara dengan Ngabret. Pungkasnya. (adikarya/dd)